Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mampu Baca 7-10 Buku per Minggu, TBM Lentera Pustaka Anugerahi Anak Pembaca Terbaik

5 April 2021   13:34 Diperbarui: 5 April 2021   13:36 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Sebagai apresiasi terhadap anak-anak taman bacaan di tengah pandemi Covid-19 dan PJJ, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor memberi anugerah "Anak Pembaca Terbaik" periode Januari-Maret 2021 (4/04/). Selain rajin membaca, pembaca terbaik yang terdiri dari: 1) Raisa Malika Azzahra kelas VI, 2) Aliya Reviana kelas VI, dan 3) Ekmal Lubis kelas IV pun mampu membaca 7-10 buku per minggu dan mampu memahami isinya.

Dihadiri 168 anak pembaca aktif TBM Lentera Pustaka, anugerah pembaca terbaik ini bertujuan untuk meningkatkan tradisi baca anak di tengah gempuran era digital. Di samping, memotivasi anak-anak pembaca lainnya agar semakin akrab dengan buku. Dalam kesempatan ini pula, TBM Lentera Pustaka bekerjasama dengan Yayasan Tunas Cendekia menggelar "Kampanye Anti Penipuan #2" tentang bahaya dan cara mencegak penipuan online.

"Di tengah rindu sekolah, ternyata anak-anak TBM Lentera Pustaka sangat antusias untuk selalu membaca buku seminggu 3 kali. Maka untuk memotivasi mereka, kami anugerahi anak pembaca terbaik setiap 3 bulanan. Agar mereka lebih akrab dengan buku, bukan dengan gawai atau nongkrong di jalan" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Progra, TBM Lentera Pustaka di Bogor kemarin.

Sebagai taman bacaan yang terletak di daerah prasejahtera, TBM Lentera Pustaka kini memiliki 168 anak pembaca aktig, tumbuh 180% dari akhir tahun 2020 lalu. Terdiri dari 53% anak perempuan dan 47% anak laki-laki dengan 09% dari mereka sekolah di bangku SD. 

Anak pembaca aktif TBM Lentera Pustaka berasal dari 3 desa, yaitu 1) Sukaluyu 43%, 2) Tamansari 49%, dan 3) Sukajaya 7%. Tingkat kemampuan membaca buku per minggu anak-anak TBM Lentera Pustaka terdiri dari: 1) 1 - 3 buku = 26%, 2) 4 - 6 buku = 66%, dan 3) 7 - 10 buku = 22%.

TBM Lentera Pustaka saat ini dikenal sebagai taman bacaan yang kreatif, dengan menerapkan model "TBM Edutainment" sebagai basis tata kelola yang memadukan edukasi dan entertainment. 

Aktivitas yang menjadi ciri khas taman bacaan yang didirikan dosen Unindra 4 tahun lalu ini, antara lain: 1) salam -- doa - senam literasi, 2) selalu ada event bulanan dan jajanan kampung gratis, 3) laboratorium baca, 4) literasi digital/computer, 5) edukasi literasi keuangan, dan 6) peminatan seni budaya angklung - marawis - musikalisasi puisi.  

Selain taman bacaan, TBM Lentera Pustaka pun memiliki program lainnya seperti 1) GErakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA), 2)  KElas PRAsekolah (KEPRA), 3) YAtim BInaan (YABI), 4) JOMpo BInaan (JOMBI), 5) RAjin menaBUng (RABU), dan 6) Koperasi Lentera yang diikuti kaum ibu-ibu. 

"Pandemi Covid-19 ini membuktikan peran penting taman bacaan sebagai sarana belajar sebagai simbol deschooling society. Apalagi gaya hidup bermain gawai kian mengancam anak-anak Indonesia. Karena itu, ikhtiar membangun tradisi baca di anak-anak harus terus dikampanyekan. Maka semua pihak harus peduli pada taman bacaan" tambah Syarifudin Yunus, kandidat doktor taman bacaan dari S3 Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak Bogor ini.

Untuk diketahui, TBM Lentera Pustaka hadir di kaki Gunung Salak punya tujuan besar menekan angka putus sekolah dan pernikahan dini. Karena secara demografi, tingkat pendidikan di Desa Sukaluyu 81% hanya SD.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun