Kata orang bijak "Hanya sedikit pekerjaan yang bisa dilakukan sendirian, namun ada banyak pekerjaan bisa diselesaikan secara bersama-sama."
Kata bijak itu bukan omong kosong. Sinergi sangat diperlukan siapa pun, organisasi apa pun. Inilah buktinya. Berkat organisasi alumni SMAN 30 Jakarta (ILUNI 30). Seorang aktivis-nya, Yennie, menghubungi saya sebagai alumni Angkatan 89 sebagai Pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor.
Untuk dihubungkan dengan alumni SMAN 30 Jakarta yang bermukim di Perancis (Destin Mu) sebagai aktivis di AAI (Association les Amis de l'Indonsie), sebuah lembaga sosial berpusat di Peranci yang fokus membantu bidang kemanusiaan, pendidikan, dan budaya yang dikelola oleh Warga Negara Perancis yang cinta Indonesia dan WNI Â yang bermukim di Perancis.Â
Alhasil pada 13 Februari 2021, secara resmi AAI mengumumkan TBM Lentera Pustaka terpilih sebagai salah satu penerima proyek Pendidikan AAI tahun 2021-2022 berupa bantuan biaya operasional pendidikan nonformal seperti: akses internet, listrik, remunerasi guru, dan biaya program bulanan.
Tidak ada yang menyangkal, di manapun, organisasi alumni dan peran alumni bukan hanya penting. Tapi lebih dari itu, Ikatan Alumni pastinya dapat menjadi ujung tombak dalam meningkatkan reputasi sekolah di mata publik, menjalin sinergi yang produktif dan bermanfaat, serta sarana silaturahim. Karena faktanya, hampir semua sekolah atau kampus yang "berkualitas" selalu ditopang oleh Ikatan Alumni yang kuta pula. Yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan mutu lulusan sekolah tersebut. Jadi, alumni adalah aset penting yang harus dirangkul dan dikembangkan oleh setiap sekolah, tidak terkecuali alumni SMAN 30 Jakarta yang disebut ILUNI 30.
Adalah sebuah imbauan, agar alumni di manapun untuk bersinergi. Sinergi para alumni, termasuk alumni SMAN 30 Jakarta yang tergabung dalam ILUNI 30. Karena dengan sinergi, para alumni dapat membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis. Hingga mampu melakukan kegiatan dan menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas untuk masyarakat, untuk orang banyak.
Membangun sinergi memang tidak mudah. Karena sebagai manusia, para alumni itu unik dan mempunyai karakter yang beragam. Tapi siergi harus terus diupayakan apapun kondisinya, Apalagi di era yang terbuka seperti sekarang, era revolusi industri atau era digital, Sinergi adalah harga mati. Apapun tidak akan bisa jalan sendiri-sendiri. Bukan zamannya lagi. Maka sinergi atau kolaborasi diperlukan setiap orang apalagi organisasi alumni. Jadi, MEMULAI membangun SINERGI tidak ada kata terlambat untuk dilakukan.
Suka tidak suka, membangun sinergi para alumni tidak bisa disangkal lagi. Harus dimulai dan diwujudkan bersama-sama. Ketahuilah, alumni yang sukses pasti ada peran sekolahnya. Dan sebaliknya, sekolah yang "mentereng" pasti ditopang alumni yang kuat. Tapi sangat disayangkan, bila di antara alumni atau sekolah tidak mampu "bersinergi" di era seperti sekarang. Akhirnya, jalan sendiri-sendiri lagi. Tidak ada sinergi, tidak ada kepedulian.
Yukk, kita pikirkan dan renungkan bersama! Faktanya, sekolah mana yang punya "nama besar" di situ pasti Ikatan Alumninya kuat. Sekolah mana yang "mentereng", karena di situ ada kumpulan alumni yang sinergi dan mau berkolaborasi. Sekolah mana yang dulunya "jelek" sekarang "bagus". Karena alumninya ikut terlibat dalam "membesarkan" sekolahnya sendiri.
 Maka sinergi, lagi-lagi mutlak harus diwujudkan. Sinergi alumni itu sangat-sangat penting, bukan urusan tetek bengek. Tidak ada waktu lagi untuk berdiskusi panjang. Atau berdebat lagi tentang urusan alumni. Semuanya harus dimulai dari "sinergi' lalu eksekusi. Termasuk untuk alumni SMAN 30 Jakarta, sekolah yang terletak di bilangan Rawasari by-pass Jakarta Pusat.Â