Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kampanye Literasi, Apa Filosofi Buku?

8 Februari 2021   08:03 Diperbarui: 8 Februari 2021   08:52 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Buku-buku di taman bacaan, bukan hanya penting tapi mudah.

Karena tanpa harus membeli, siapapun selalu bisa membaca buku di taman bacaan. Bahkan bisa meminjamnya untuk dibaca di rumah. Sementara untuk bisa main gawai atau media sosial, tentu siapapun harus membelinya. Buku di taman bacaan tidak perlu uang. Sedangkan bermain gawai butuh uang.

Maka buku adalah nyawa.

Karena tanpa buku, nilai-nilai agama sulit untuk disebarkan. Kitab suci pun berupa buku. Tanpa buku pula, negara Indonesia tidak akan pernha ada dalam catatan sejarah. Bahkan tanpa buku pula, ceriat tentang R.A. Kartini, Jenderal Soedirman atau Patih Gajah Mada tidak akan pernah diketahui orang banyak.

Maka buku, adalah teman yang dibutuhkan jiwa sepanjang masa. Bagaimana pun jeleknya sebuah buku, pasti ada manfaatnya. Karena buku dapat mengubah masa depan seseorang menjadi lebih baik. Akibat buku, kecerdasan dan pikiran seseorang bertambah. Dan buku pada akhirnya menjadi warisan berharga yang ditinggalkan untuk kemanusiaan dan diberikan turun temurun kepada anak cucu.

Hari ini bila masih ada anak-anak yang mau membaca buku di taman bacaan. Itulah anak-anak yang hebat, anak-anak yang akhlaknya baik. Apalagi di era yang serba digital seperti sekarang. Sementara banyak orang sibuk dengan gawai dan internet, justru anak-anak taman bacaan malah membaca buku. Karena hari ini makin banyak orang yang rajin ngomong. Tapi malas membaca buku.

Buku pun berguna sepanjang masa. Untuk siapa pun, hingga kapan pun dan di mana pun.

Pakaian suatu pasti mengecil. Perhiasan suatu saat terlalu mewah. Rumah pun bisa reyot dan butuh direnovasi. Bahkan tubuh pun bisa sakit lalu harus berobat untuk sembuh. Tapi buku, meskipun hilang dari tangan pembacanya. Pasti ada isinya yang tertinggal di pikiran pembacanya.

Buku memang ajaib. Karena setelah dibaca, buku bisa menambah ide dan pengetahuan pembacanya. Buku pun bisa menginpsirasi cita-cita dan mimpi seseorang. Buku bisa mengajak introspeksi diri pembacanya. Buku mampu mengubah masa depan seseorang. Bahkan buku bisa menjadikan sesorang lebih mengenal dan mendekat kepada Tuhannya.

Karena buku, seseorang bisa berpikir. Bisa bertindak lebih bari dari hari-hari sebelumnya. Bila hari ini, masih ada orang yang terombang-ambing dalam hidup. Bisa jadi mereka karena kurang atau tidak pernah membaca buku. Bila ada yang galau, pesimis, berkeluh-kesah dalam hidupnya, sungguh itu terjadi karena mereka jauh dari buku. Di luar sana, faktanya kehancuran dan kemunafikan hanya terjadi pada mereka yang tidak membaca buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun