Lagi pula, bila orang lain punya sisi buruk dan jelek. Apa artinya, si kepo selalu baik? Si manusia kepo lupa. Manusia hidup itu realitasnya ada baik, ada buruk. Karena harus bisa terima dengan lapang dada. Sambil tetap elin dan waspada.
Manusia kepo perlu tahu. Sebuah hadist berkata, "Allah membenci tiga perkara: 1) bergosip (qiila wa qaala), 2) menyia-nyiakan harta, dan 3) banyak bertanya". Itu artinya, tidak usah jadi manusia kepo. Â Lebih baik muhasabah dan selalu introspeksi diri. Anjurannya sederhana, "Janganlah kamu bertanya sesuatu yang menyusahkan kamu". Untuk apa bertanya, bila jadi masalah? Dasar kepo.
Maka ketahuilah, kepo itu berasal dari kebiasaan senang bergunjing, bergosip sambil ngomongin orang, mengungkap aib orang lain. Kumpul-kumpul yang lebih banyak mudharat daripada maslahat. Banyak bertanya untuk hal yang tidak ada manfaatnya.Â
Maka manusia kepo itu terjadi. Karena si kepo tidak pernah kelar dengan dirinya sendiri. Sehinga banyak tanya dan mau tahu saja urusan orang lain. Maka enggak usah kepo. Karena dilarang menilai orang lain dengan standar diri kita sendiri. Enggak usah kepo, karena tidak ada manfaatnya sama sekali. Dalam hal apa pun, soal siapa pun. Salam literasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H