Taman bacaan di mana pun, pasti tidak bisa berdiri sendiri. Maka dibutuhkan kolaborasi. Kerjasama dengan pihak-pihak yang peduli terhadap taman bacaan. Sebutlah "detik pertama di taman bacaan".
Detik pertama begitu penting. Seperti yang dilakukan TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor. Inilah detik-detik pemasangan LOGO SPONSOR TBM LENTERA PUSTAKA TAHUN 2021. Sebagai simbol cinta terbaik korporasi yang peduli dan berkontribusi nyata pada taman bacaan. Tentu, demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi yang dijalankan taman bacaan setahun ke depan.
Â
CSR Korporasi pun bisa di taman bacaan. Seperti yang dilakukan 1) BANK SINARMAS, 2) ASURANSI JIWA TUGU MANDIRI, dan 3) PACIFIC LIFE INSURANCE sebagai sponsor TBM Lentera Pustaka tahun 2021.
Â
Sebuah kolaborasi di taman bacaan, ada di sini. Karena tanpa sponsor korporasi, TBM Lentera Pustaka tidak bisa apa-apa dan bukan apa-apa pula. Taman bacaan tidak akan "mati suri" bila ada aktivitas, ada program. Dan semua itu membutuhkan biaya. Apalagi taman bacaan bersifat sosial, maka dibutuhkan partisipasi dari individu atau korporasu yang peduli. Untuk apa? Untuk menjalankan program di taman bacaan. Sebut saja seperti yang dilakukan di TBM Lentera Pustaka, seperti event bulanan dengan jajanan kampung gratis, literasi ginansial (bank dan asuransi), membayar honor 4 petugas baca, membeyar wifi, membayar listrik, membeli buku, dan program lainnya. Maka kolaborasi menjadi penting dilakukan taman bacaan.
Taman bacaan pasti "hidup". Karena di taman bacaan: 1) harus ada anak, 2) harus ada buku, 3) harus ada komitmen dan konsistensi pengelola, serta di situlah diperlukan 4) harus ada orang/korporasi yang peduli. Â Sungguh, budaya literasi dan masyarakat literat di mana pun hanya bisa terwujud karena ada kolaborasi, ada kepedulian semua pihak.
Â
Pada detik pertama tahun 2021 ini, TBM Lentera Pustaka selalu optimis tentang apa yang mau diperbuat dan apa yang mau dicapai? Menebar kebaikan kepada 107 anak-anak pembaca aktif yang terancam putus sekolah, 11 ibu-ibu buta aksara, dan 11 anak-anak yatim binaan.
Â