Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tahukah Anda? Pahlawan Itu Paling Takut Bersanding dengan Orang Sok Pahlawan

10 November 2020   09:05 Diperbarui: 10 November 2020   09:13 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Bila hari ini. Masih ada orang yang "melakukan pekerjaan tanpa panggilan". Mereka yang "bekerja karena keterpaksaan". Karena hanya ingin meraih mimpinya, meraih sesuatu yang belum pernah digenggamnya. Itu bukan pahlawan. Karena pahlawan, pasti berani berkorban untuk melakukan apapun dengan sepenuh hati, dengan rasa cinta. Terkesan ideal. Tapi pahlawan memang begitu seharusnya.

Maka di Hari Pahlawan. Pahlawan itu tidak cukup untuk dikenang. Pahlawan tidak cukup hanya diperingati. Tidak cukup untuk dihormati, bahkan diberi tanda jasa. Karena pahlawan, sama sekali tidak terbatas pada segelintir orang. Bahkan pahlawan tidak mengenal waktu. 

Pahlawan bukan sebatas yang dipelajari di sekolah. Bukan pula tasa hormat yang ada di upacara bendera. Tanpa pernah tahu "apa yang diperjuangkan seorang pahlawan?"

Dan di zaman now. Pahlawan itu bukan orang yang merasa "sok pahlawan". Lalu, ujungnya jadi sok tahu, sok mengerti, dan sok pintar. Karena jiwa sok pahlawan, kini sedang menghinggapi banyak orang. Agar dibilang hebat, dibilang popular, dan ingin dibilang tahu segalanya. Padahal aslinya, mereka sama sekali tidak tahu apapun. Jika tahu pun hanya sedikit saja. Bila pahlawan negeri ini masih hidup. Maka ada satu hal yang paling ditakuti pahlawan, yaitu saat bersanding dengan orang yang "sok pahlawan".

Tiap 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Setiap orang juga punya versi masing-masing. Tentang siapa pahlawan dan bagaimana pahlawan itu. Agar semangat dan nilai-nilai kepahlawanan tidak terbatas waktu. Harus terus mengalir pada jiwa dan raga setiap orang. Bukan sebatas peringatan semata.

 Adalah fakta, saat anak-anak kecil ditanya? Tidak satupun dari mereka yang "ingin jadi pahlawan". Saat sudah besar nanti, mereka lebih ingin jadi dokter, jadi pilot, jadi insinyur,  jadi politisi, jadi guru, bahkan jadi pemain sepakbola. Lalu, kenapa mereka tidak mau jadi pahlawan?

Pahlawan memang bukan pekerjaan. Pahlawan juga tidak punya jam kerja. Maka jadi pahlawan tidak ada uangnya, pahlawan tidak pernah kaya. Karena pahlawan hanya simbol perjuangan, simbol tanggung jawab, Untuk selalu berani berkorban dan berubah menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. 

Orang-orang yang berani "membesarkan" keadaan seperti apapun buruknya. Bukan justru sebaliknya, mereka yang hanya "mengecilkan" bangsanya sendiri. Pahlawan bukan mereka yang berjiwa kerdil dan pesimis terhadap bangsanya sendiri. 

 Pahlawan itu sebuah panggilan jiwa, lahir maupun batin. Pahlawan bukan keinginan tapi pilihan. Orang-orang yang tidak pernah mau kehilangan jati diri. Bukan orang-orang yang ingin seperti orang lain lalu lupa dirinya sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun