Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar di Kebun Baca Lentera Pustaka

29 Agustus 2020   11:14 Diperbarui: 29 Agustus 2020   11:12 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Siapa yang tidak tahu kebun? Pasti semua tahu.

Kebun itulah tempat tumbuhnya pepohonan, tanaman. Dari benih yang kecil, disirami, dan dirawat, disirami, hingga tumbuh "pegangan akar" yang kokoh. Lalu, berbuah.

Di kebun, ada pohon yang tidak kuat angin. Ada pohon yang butuh sinar matahari. Ada pohon yang mudah rontok daunnya saat batangnya digoyang sedikit. Ada pohon yang berbuah lebat. Dan ada pula pohon yang tumbuhnya bagus tapi saat berbuah malah busuk. Bukti bahwa pohon-pohon di kebun itu beda-beda. Begitu juga manusia, punya keadaan sendiri-sendiri dan berbeda-beda pula.

Manusia. Ada yang mudah mengeluh. Ada pula yang mudah tercerabut dari "akarnya". Ada pula yang indah fisiknya tapi rusak batinnya. Yang paling ideal, mereka yang kokoh dan tangguh dalam keadaan apapun. Selalu sabar, ikhlas, dan bersyukur.

Kebun itu selalu memberi pelajaran.

Bahwa pepohonan apapun. Terkadang harus mengorbankan bagian dirinya untuk memberi jalan untuk "berbuah". Pohon yang tidak perlu membandingkan dirinya dengan pepohonan lainnya. Semua berjalan apa adanya dan terus bergerak untuk memberi "buah" untuk orang lain yang memakannya.

Siapapun yang ada di kebun. Cukup bertindak sesuai keperluan masing-masing pohon. Agar pas pupuknya dan tetap tumbuh. Tidak perlu berlebihan. Tapi jangan sampai kekurangan. Sesuai karakter tiap-tiap pohon.

Kebun adalah "sekolah" untuk membentuk sikap saling mengerti. Bukan untuk berkompetisi antar tanaman. Bukan untuk saling membandingkan, apalagi mengalahkan. Tapi agar masing-masing tetap tumbuh dengan semestinya. 

 Di kebun, ada banyak yang bisa disuburkan. Bisa ditumbuhkan lewat tangan kita. Karena tiap pohon itu beda. Tiap orang pun berbeda. Maka di situ ada pelajaran untuk saling mengerti, saling memahami.

 Di Kebun Baca Lentera Pustaka. Di situlah disemai sikap untuk saling mengerti. Sambil tetap membaca buku. Maka, tumbuhkan kebun kita dan siapkan panen untuk orang lain. Salam literasi #KebunBacaLenteraPustaka #TBMLenteraPustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun