Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merdeka di Taman Bacaan, Lomba Cabut Singkong HUT ke-75 RI

14 Agustus 2020   09:08 Diperbarui: 14 Agustus 2020   09:25 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Ada banyak cara untuk memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Apalagi di tahun 2020 ini, spesial. Indonesia merdeka ke-17 tahun, di saat yang sama wabah Covid-19 pun masih menghantui. 

Sebagai wujud kecintaan pada bangsa Indonesia, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka pun menggelar peringatan 17 Agustus 2020 bertajuk "Agustusan di Taman Bacaan" pada Minggu, 23 Agustus 2020 di markas TBM Lentera Pustaka di Kampung Warung Loa Desa Sukaluyu Kaki Gunung Salak Bogor.

Ada 3 (tiga) mata lomba yang dikompetisikan. Semuanya berkelompok dan diikuti sekitar 60 anak pembaca aktif di TBM Lentera Pustaka dan Ibu-ibu buta aksara yang tergabung dalam GErakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA) Lentera Pustaka. Adapun mata lomba "Merdeka di Taman Bacaan" antara lain:

1. Lomba Giat Literasi (Cabut Singkong - Pungut Sampah - Cari Jejak - Makan Kerupuk)

2. Lomba Senam Literasi

3. Lomba Literasi Sunda

Semua lomba yang diperagakan kali ini, intinya adalah untuk "membangun kearifan lokal dan pendidikan karakter anak". Karena di era digital dan revolusi industri 4.0 seperti sekarang, anak-anak Indonesia semakin jauh dari nilai-nilai kearifan lokal. 

Seperti lomba cabut singkong yang berupaya menanamkan kecintaan pada potensi alam dan historis wilayah yang selama ini orang tua mereka adalah bercocok tanam singkong.

Begitu pula memungut sampah sebagai bagian untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kepedulian terhadap kesehatan. Ada pula lomba "literasi sunda" di mana setiap kelompok akan menggunakan musik "tradisi sunda" untuk dikemas sebagai drama, tarian, atau ekspresi lainnya. 

"TBM Lentera Pustaka sangat peduli terhadap nilai-nilai kearifan lokal dan pendidikan karakter anak. Maka di acara agustusan yang tiap tahun kami gelar, kali ini memperkuat tradisi lokal di samping demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. 

Membaca buku itu penting" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka yang sekaligus kandidat doktor taman bacaan di Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak Bogor.

Mari kita kampanyekan pentungnya tradisi baca di kalangan anak-anak Indonesia. Karena berjuang tidak harus berperang. Tapi "melawan" gempuran era digital atau ponsel pun sebuah perjuangan. Agar anak-anak tetap mau membaca buku dan menghargai nilai-nilai kearifan lokal.

Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. Indonesia Maju, Merdeka !!! #AgustusanTamanBacaan #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun