Bercermin dari pengalaman dan kualitas pendidikan tinggi Malaysia, hari ini (2/7/20), Rektor Universitas Islam Attahiriyah (UNIAT), Dr. Suherman Saji.M. Pd. melakukan audiensi dengan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta. Ikut hadir H. M. Nabil SA, S.H. (Ketua Yayasan Adiniyah Attahoriyah) dan Sidarto, S.E, M.M. (Dekan FEB UNIAT). Diterima oleh Prof. Madya Dr. Mior Harris bin Mior Harun selaku Direktur Education Malaysia-Indonesia, diskusi hangat dilangsungkan membahas seputar tata kelola perguruan tinggi dan upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di UNIAT.
Sebagai universitas Islam tertua di Jakarta, Rektor UNIAT menyampaikan visinya untuk berubah menjadi universitas Islam modern agar mampu memberi kontribusi keilmuan dan tradisi akademik yang lebih besar dan bermanfaat bagi umat dan bangsa Indonesia. Apalagi pada tahun 2030 nanti, UNIAT bertekad menjadi universitas yang berbasis riset.
"Berbekal visi sebagai universitas berbasis riset, nantinya UNIAT otomatis akan meningkatkan implementasi tri darma perguruan tinggi secara optimal dan profesional dengan standar kualitas yang lebih baik. Sehingga kami lebih siap dalam mencetak generasi penerus bangsa di era revolusi industri 4.0 yang lebih berkualitas, di samping dapatmemperkuat daya saing lulusannya" ujar Dr. Suherman Saji.M. Pd.
Dalam diskusinya, Prof. Mior pun mendukung tekad UNIAT dan berpesan agar memperhatikan aspek kurikulum yang mengikuti standar industri. Agar dapat mendekatkan mahasiswa dengan prospek dunia kerja. Berkat kurikulum yang dikembangkan itulah jadi sebab banyaknya perguruan tinggi di Malaysia sebagai destinasi kuliah bagi mahasiswa dari berbagai negara.
Sebagai antisipasi terhadap kebijakan Kampus Merdeka, Rektor UNIAT pun telah mempersiapkan rencana matang. Dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar selama 3 semester di luar program studi yang ditekuninya dan atau di luar kampus. Hal ini ditempuh sebagai bagian komitmen UNIAT untuk meningkatkan kapabitas keilmuan mahasiswanya.Â
Oleh karena itu, UNIAT ingin mendapatkan masukan dan diskusi dari Kedubes Malaysia tentang Langkah-langkah strategsi yang harus ditempuh dalam menyongong Kampus Merdeka, di samping membangun kerjasama dengan pihak lain.
Sambutan hangat pun dinyatakan oleh Prof. Mior yang menegaskan kegiatan belajar di kampus memang seharusnya tidak hanya menekankan pengetahuan teoretis semata. Tapi mengajarkan keahlian praktikal yang dibutuhkan di dunia kerja yang sesungguhnya. Agar para lulusannya lebih siap kerja dan terjun ke lapangan.
"Sudah tentu, perguruan tinggi harus lebih mendekatkan mahasiswa dengan dunai kerja. Jika perlu, silakan mahasiswa magang di industry-industr yang ada di Malaysia. Welcome" kata Prof. Madya Dr. Mior Harris bin Mior Harun.
Melalui kunjungan ke Kedubes Malaysia, pimpinan Universitas Islam Attahiriyah belajar banyak akan pentingnya merevitalisasi tata kelola perguruan tinggi. Sekaligus bergerak cepat untuk menjadi ujung tombak dalam mencetak lulusan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan lapangan pekerjaan. Maka, kinerja perguruan tinggi, mulai dari kualitas tata kelola, dosen, dan mahasiswa harus terus dioptimalkan. Agar lebih kompetitif dan berdaya guna.