Di tengah wabah pandemi Covid-19 dan kondisi anak-anak sedang "belajar di rumah", apa yang bisa diperbuat? Kondisi inilah yang harus dicermati banyak pihak, khususnya orang tua dan lingkungan di rumah. Atas ketertarikan aktivitas taman bacaan, hari ini (18 Juni 2020), program acara Halo Indonesia DAAI TV mengangkat tema "Minat Baca Anak di Masa Pandemi Covid-19". Talk show berlangsung secara virtual menanaykan beragam aspek soal aktivitas dan minat baca anak di rumah. Narasumber yang dihadirkan adalah Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor. Pria yang berprofesi sebagai konsultan dan Dosen Universitas Indraprasta PGRI ini menekankan pentingnya membangun minat baca anak di masa pandemi.
Berikut petikan wawancara penyiar Imam dan Vince dari DAAI TV dengan Pendiri TBM Lentera Pustaka yang dikenal menerapkan model "TBM Edutainment" sebagai tata kelola taman bacaan yang kreatif dan menyenangkan. Â
Sejak kapan didirikan dan apa tujuan Taman Bacaan Masyarakat Lentera Pustaka yang Bapak kelola?
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka saya dirikan pada 5 November 2017. Tujuan utamanya adalah untuk menekan angka putus sekolah anak. Karena di wilayah Desa Sukaluyu Kec. Tamansari ini tingkat pendidikan masyarakatnya 81% hanya SD dan 9% SMP. Maka saya ingin mengubah mind set anak melalui buku-buku bacaan. Agar tetap mau sekolah karena pengetahuan dan wawasan bertambah selama ada di taman bacaan. Di samping untuk meningkatkan minat baca dan perilaku membaca anak-anak usia sekolah.
Kegiatan-kegiatan apa saja yang ada di TBM Lentera Pusaka dan jenis buku apa saja yang tersedia?
Di TBM Lentera Pustaka, saya menerapkan model TBM Edutainment, yaitu taman bacaan yang memadukan edukasi dna hiburan. Jadi saya kelola dengan kreatif dan menyenangkan. Maka kegiatan-kegiatannya: ada senam literasi sebelum baca, ada salam literasi dan doa literasi, saat membaca harus bersuara, ada event bulanan dengan mendatangkan tamu dari luar untuk motivasi anak-anak, dan ada jajanan kampung gratis sebagai reward kepada anak-anak yang rajin membaca.
Bahkan setahun sekali digelar pula Festival Literasi saat ulang tahun taman bacan. Bahkan sekarang kita punya kebun baca, di situ bisa jadi tempat baca di alam terbuka sambil menanam pohon seperti bayam, kangkong atau cabai. Untuk buku-buku yang diminati antara lain: a) buku ilmu pengetahuan atau ensiklopedia, 2) buku karaktera tau akhlak, dan 3) buku cerita rakyat atau sejarah.
Menurut Bapak, seberapa penting menanamkan minat baca kepada anak-anak?
Sangat penting. Karena minat baca jadi pijakan perilaku membaca. Orang yang membaca pasti baik dalam berbahasa. Bila bahasa baik maka pikirannya baik. Apalagi di Indonesia, banyak survei menyebut minat bacanya dianggap rendah. Maka saya terpanggil untuk berkontribusi dalam membangun minat baca anak-anak usia sekolah. Selain untuk masa depan anak-anak nanti, ini juga kepedulian kita terhadap masyarakat yang tidak mampu atau yang butuh uluran tangan kita. Mari kita bangun minat baca anak-anak kita sebelum menyesal nanti.
Dari mana Bapak mendapatkan buku-buku yang tersedia di TBM Lentera Pustaka ini?