Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Webinar PSSDM dan Unpak, Tata Kelola Perguruan Tinggi Harus Berubah Pasca Covid-19

13 Juni 2020   17:46 Diperbarui: 13 Juni 2020   17:51 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada pelajaran penting dari wabah Covid-19?

Pastinya, tata kelola perguruan tinggi di Indonesia harus berubah pasca Covid-19. Karena jika tidak, maka akan tergilas peradaban. Bahasan itu tercermin dalam webinar bertajuk "Pengelolaan Pendidikan Tinggi di Era Covid-19 dan Revolusi Industri 4.0" yang digelar oleh PSSDM (Pusta Studi Sumber Daya Manusia) dan Pascasarjana Universitas Pakuan (Unpak) pada Sabtu (13/6/2020). 

Diikuti 100 peserta dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia, webinar ini menampilkan pembicara: 1) Prof. Dr. Bibin Rubini, M.Pd. (Rektor Universitas Pakuan), 2) Prof. Dr. Mukhlis R. Luddin (Mantan Irjen Kemendikbud RI), 3) Dr.Fahmi Idris (Mantan Menakertrans & Perindustrian RI), dan 4) Prof. Dr. Ing. Soewarto Hardhienata (Direktur Pascasarjana Unpak) serta dipandu oleh Dr. Capri Anjaya (PSSDM) dan dibuka oleh Prof. Dr. Thamrin Abdullah (Kaprodi S3 MP Unpak).

Pasca Covid-19 dan memastikan tercapainya revolusi industry 4.0, salah satu upaya yang dilakukan perguruan tinggi, menurut Prof. Dr. Soewarto H. adalah menguasai teknologi, termasuk dalam distance learning perlu dikembangkan. Karena itu, kampus atau perguruan tinggi harus mampu jadi manusia pembelajar dan visioner.

Di sisi lain, pentingnya perguruan tinggi berubah dinyatakan Dr. Fahmi Idris yang menegaskan pentingnya sistem belajar di kampus yang mampu menghubungkan pendidikan dengan pekerjaan. Peradaban manusia sudah berubah, dunia profesi pun berkembang pesat. Maka perguruan tinggi harus bisa menjawab tantangan dunia pekerjaan.

Pengelolaan pendidikan tinggi pasca Covid-19, suka tidak suka, telah memaksa semua manusia untuk berubah. 

"Wabah Covid-19 pesan pentingnya adalah memaksa warga kampus untuk punay cara baru, pikiran baru, dan skills baru. "Kultur perguran tingga harus berubah kulturnya. Agar semua civitas akademika berubah dan mampu mengembangkan gagasan ilmiah" ujar Prof. Dr. Mukhlis R. Luddin.

Perguruan tinggi harus berubah pun ditegaskan Prof. Dr. Bibin Rubini, Rektor Unpak. Beliau menyatakan bahwa Covid-19 telah membuat dunia tidak sama lagi dengan yang dulu. 

Segalanya sudah berubah maka tidak normal lagi. Karena itu, civitas akademika di perguruan tinggi harus mengedepankan karakter yang kuat sebagai landasan keilmuan.

Namun faktanya, ada kesan Perguruan Tinggi tidak siap menghadapi revolusi industri 4.0. Karena belum banyak PT berubah dari berbagai aspek; baik cara belajar maupun tata kelolanya. Maka kata kunci pengelolaan Perguruan Tinggi pasca Covid-19 dan revolusi industri 4.0 adalah harus berubah sesuai tuntutan peradaban kehidupan dan teknologi yang berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun