Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Keanehan Saat DAAI TV Liputan ke Taman Bacaan Lentera Pustaka

6 Juni 2020   14:56 Diperbarui: 6 Juni 2020   14:58 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara aktivitas membaca anak-anak sedang berlangsung, lalu tim DAAI TV mewawancarai Syarifudin Yunus selalu Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka dengan 5 pertanyaan penting dari 8 pertanyaan yang diajukan. 

Dan di situlah terkuak keanehan-keanehan TBM Lentera Pustaka dalam meningkatkan minat baca anak dan budaya literasi masyarakat yaitu sebagai berikut:

1. Kenapa TBM Lentera Pustaka tetap buka di masa pandemi Covid-19?

Nah ini penting diketahui. Bahwa saat ini sekolah-sekolah "ditutup" akibat wabah virus corona dan kegiatan belajar mengajar diubah menjadi pembelajaran jarak jaun (PJJ). 

Namun faktanya, di kampung-kampung seperti di Desa Sukaluyu initidak bisa diterapkan aktivitas belajar jarak jauh. Karena infrastruktur tidak tersedia. Anak-anak tidak punya ponsel atau laptop, serta jaringan internet pun tidak ada. 

Maka praktis anak-anak itu tidak ada aktivitas yang berhubungan dengan sekolah. Maka TBM Lentera Pustaka mengambil peran untuk menyediakan sarana belajar dan membaca di masa pandemi Covid-19 ini. 

Belajar jarak jauh itu hanya bisa dilakukan anak-anak kota yang fasilitasnya tersedia. Tapi anak-anak di kampung pasti kesulitan untuk belajar jarak jauh. Maka daripada bermain atau nongkrong, maka TBM Lentera Pustaka jadi alternatif pilihan kegiatan anak-anak selama di rumah dan di masa pandemic Covid-19. 

Harusnya pemerintah perlu memperkuat kebedaraan taman bacaan saat situasi darurat seperti musibah virus corona ini.

2. Apa perbedaan kegiatan membaca di TBM Lentera Pustaka sebelum pandemi dan sesudah terjadinya pandemi Covid-19?

Ya tentu berbeda. Karena sebelum Covid-19 semua kegiatan membaca normal-normal saja. Apalagi di TBM Lentera Pustaka, normalnya anak-anak membaca dengan berkerumun dan bersuara nyaring. 

Maka di masa pandemic Covid-19 ini, aktivitas membaca harus mengikuti protokol kesehatan. Anak-anak disedikan dan wajib pakai masker, sebelum dan sesudah membaca harus pakai hand sanitizer, dan kini tersedia face shield per anak. Saat membaca di TBM pun harus menjaga jarak antara anak yang satu dengan yang lainnya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun