Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kampus Merdeka Ambyar bila THR-an Jadi Persoalan

27 Mei 2020   21:49 Diperbarui: 28 Mei 2020   08:05 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara ilmu Public Relations, posisi UNJ sudah lemah maka harus mampu menjelaskan agar "apa adanya" dan netral. Maka sudah saatnya juga sekarang, UNJ harus punya juru bicara (jubir) atau menggunakan PR Agency untuk hal-hal semacam ini. tentu ada biayanya. Serahkan suatu urusan kepada ahlinya. Agar lebih responsif, transparan dan terlihat professional-nya.

4. Soal marwah kampus UNJ. Nah ini juga menarik bila hanya sebatas ada di pikiran. Karena marwah itu artinya kehormatan, nama baik dan harga diri. Maka marwah itu harus dilakukan oleh semua elemen kampus (civitas akademika di dalam dan alumninya). Siapapun, tanpa terkecuali harus menjaga kehormatan kampusnya sendiri. Tapi sayang, bila perilaku segelintir orang malah justru berkehendak agar kehormatan kampusnya sendiri ternodai. Ini penting karena kampus itu kawah candradimuka pendidikan bagi penerus bangsa.  Marwah kampus itu hanya bisa terjadi bila kampus 1) berorientasi pada kualitas dan 2) mampu menciptakan keadaan yang utuh dan sejuk. Sehingga kampus jadi makin wibawa dan makin jujur. Sikap ilmiah ada, tradisi akademik terpelihara. Marwah kampus itu cirinya scientifict attitude (perilaku ilmuwan) yang objektif dan professional atas kepentingan institusi, bukan sebaliknya. Nah, sudahkah UNJ seperti itu?

Apa yang saya mau bilang dengan tulisan ini?

Sebagai alumni yang awam, saya mau katakan. Bahwa UNJ itu lembaga pendidikan harus terbebas dari kepentingan personal. Maka kepentingan institusi harus ditempatkan di atas segalanya. Bukan memaksa kepentingan personal lalu mengotori "rumah sendiri". 

Sebagai perguruan tinggi, UNJ harus terus menerus melakukan pembenahan terhadap masalah internal agar nama baik dan reputasinya menuju ke arah yang lebih baik, bukan sebaliknya. Janganlah "urusan internal" dibikin ramai dan gaduh hingga mengundang tanya "orang luar".

Dan terakhir, saya jadi belajar dari sini. Bahwa kampus itu ternyata tidak steril dari kepentingan personal. Maka di kampus, tidak cukup hanya "baik dan pintar" tapi harus juga "peka". Sehingga akhlak tetap ditempatkan di atas ilmu, bahkan harta dan tahta sekalipun. Karena apapun dan jadi apapun tanpa akhlak (kata Mas Didi Kempot) jadi ambyar. Kampus merdeka itu ambyar bila THR-an jadi persoalan. Kagak ada yang lain apa?

Di manapun, jangan jadikan kampus ambyar. Kini saatnya saling memaafkan dan memperkuat persatuan di dalam UNJ sendiri. Dan ambil hikmahnya atas apa yang terjadi .... Selamatkan UNJ @Maaf ini hanya opini saya. #SaveUNJ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun