Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seperti Apa Masa Pensiun Anda Setelah Badai Corona, Begini Hitungannya?

31 Maret 2020   18:55 Diperbarui: 31 Maret 2020   18:49 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

sf516dnoamgwpeu3vvtm-5dfe2ae0d541df58747e3d92-5e832e05d541df6ea072f3c6.jpg
sf516dnoamgwpeu3vvtm-5dfe2ae0d541df58747e3d92-5e832e05d541df6ea072f3c6.jpg
Maka, literasi dana pensiun penting. Edukasi akan pentingnya mempersiapkan masa pensiun harus didengungkan. Ke seluruh pelosok, ke seluruh pekerja. Agar pekerja paham manfaat pentingnya dana pensiun. Urgensi literasi dana pensiun tidak bisa ditawar lagi. Tingkat literasi dana pensiun harus ditingkatkan. Agar cara pandang masyarakat berubah dari "tidak tahu" menjadi "tahu" lalu "paham" kemudian "sadar" untuk punya dan akhirnya "bermanfaat" untuk masa pensiun. Itulah hakikat literasi dana pensiun. Apalagi di tengah "badai" virus corona seperti sekarang. Ketersediaan dana saat krisis, saat darurat itu penting.

Survei membuktikan. Dari 100 pensiunan di Indonesia, ada 73% pensiunan yang mengalami masalah keuangan. Sementara 19% pensiunan "terpaksa" tetap bekerja lagi, dan hanya 9% pensiunan yang benar-benar sejahtera dan mampu menikmati masa pensiun. Itu berarti, sebagian besar pensiunan kondisinya memprihatinkan. Literasi dana pensiun, kian urgen untuk memengertikan manfaat dana pensiun. Karena dana pensiun adalah "kendaraan" yang paling pas untuk mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera. Bukan asuransi jiwa atau reksadana sekalipun. 

Setidaknya, ada 3 (tiga) manfaat seorang pekerja punya dana pensiun:

1. Ada pendanaan yang pasti yang dikhususkan untuk masa pensiun. Dana yang bisa digunakan hanya saat memasuki masa pensiun

2. Ada hasil investasi yang kompetitif selama dana dikelola di dana pensiu, apalagi dalam kurun waktu yang lama.

3. Ada insentif perpajakan saat manfaat pensiun dibayarkan, hanya 5% dari akumulasi dana pensiun yang terkumpul.

Untuk lebih jelasnya, coba simak ilustrasi manfaat dana pensiun yang diperoleh akibat perbedaan usia masuk di bawah ini:

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Dana pensiun itu sederhana. Makin cepat jadi peserta dana pensiun, maka makin besar uang yang akan diterima di saat pensiun. Uang pensiun sangat tergantung dari 1) usia masuk, 2) besaran iuran yang disisihkan, dan 3) jangka waktu menjadi peserta. Dan semuanya ada dalam kendali kita sebagai peserta. Masalahnya sekarang, apakah kita sudah menjadi peserta dana pensiun?

Dana pensiun, secara prinsip bertumpu pada cara memperlakukan uang hari ini untuk masa pensiun. Banyak pekerja yang punya gaji, tapi gagal menabung untuk masa pensiunnya sendiri. Lalu, akan seperti apa di masa pensiun, saat tidak bekerja lagi?

Literasi dana pensiun, sangat penting dilakukan sekarang. Karena melalui literasi dana pensiun akan terbentuk pengetahuan dan sikap masyarakat akan pentingnya dana pensiun. Dana pensiun yang bukan hanya kecakapan hidup (life skills) tapi juga menjadi gaya hidup (life style) seseorang. Literasi dana pensiun harus fokus pada edukasi pentingnya manfaat dana pensiun. Kenapa harus punya dana pensiun? Bagaimana skema dan mekanismenya? Lalu, bagaimana cara memulai dan mengoptimalkan dana pensiun? Semua itu, akan terjawab dengan sendirinya bila literasi dana pensiun meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun