Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seperti Apa Masa Pensiun Anda Setelah Badai Corona, Begini Hitungannya?

31 Maret 2020   18:55 Diperbarui: 31 Maret 2020   18:49 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mumpung lagi #DiRumahAja akibat wabah virus corona, ada baiknya untuk merenungkan tentang masa pensiun. Karena cepat atau lambat, apapun pangkatnya, pensiun pasti tiba. Dan masa pensiun itu bukan soal waktu. Tapi soal keadaan, mau seperti apa di hari tua?

Jadi, begini hitungannya. 

Bila kita punya gaji Rp. 10 juta per bulan dan "dimakan" habis setiap bulan. Sementara cepat atau lambat, usia 55 tahun kita akan pensiun. Sementara usia harapan hidup orang Indonesia sekarang adalah 72 tahun. Maka, teorinya kita masih akan hidup 17 tahun lagi setelah pensiun. 

 

Nah, berapa uang diperlukan selama pensiun? 

Bila dihitung sederhana, maka uang yang dibutuhkan selama masa pensiun sekitar Rp. 2.040.000.000. Dua milyar lebih, kita butuh dana saat pensiun. Sementara itu, karena sudah pensiun maka gaji sudah tidak diterima lagi. Terus, dari mana uang untuk biaya hidup itu diperoleh?

 

Itulah urgensi literasi dana pensiun. Agar paham dan bisa memampukan diri di masa pensiun. Tiap pekerja, tiap perusahaan harus literat soal dana pensiun. Karena hari ini, banyak pekerja ingin sejahtera di masa pensiun. Tapi sayang, mereka tidak tahu dan tidak paham pentingnya program pensiun. Justru "hanyut" terbuai gaya hidup; berjiwa konsumtif dan berperilaku hedonis.

Literasi dana pensiun pekerja di Indonesia memang masih rendah.

Karena faktanya, salah satu riset menyebutkan "9 dari 10 orang Indonesia sama sekali tidak siap untuk pensiun; merasa khawatir akan masa pensiunnya". Dan kondisi itu terjadi pada orang-orang yang sedang bekerja dan memiliki penghasilan tetap per bulan. Bukti lainnya, literasi dana pensiun yang rendah kian dipertegas oleh hasil survei OJK tahun 2016, menyebutkan bahwa tingkat literasi atau pengetahuan Dana Pensiun hanya 10,9%. Sedangkan masyarakat yang sudah punya program pensiun tidak lebih dari 6%. Jadi, mau sejahtera atau tidak di masa pensiun sangat bergantung tingkat literasi dana pensiun masyarakatnya.

Hebatnya lagi, diduga jumlah pekerja di Indonesia mencapai 120 juta orang. Ada 50 juta di pekerja formal dan 70 juta pekerja di sektor informal. Sementara generasi milenial ada 60 jutaan anak muda; bahkan 50% dari mereka saat ini sudah bekerja. Lagi-lagi sayang, 94% dari semua pekerja itu masa pensiunnya tidak pasti. Boleh jadi, saat bekerja mereka kaya atau cukup. Tapi saat pensiun, mereka kesulitan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun