Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Perjuangan Pegiat Literasi Membangun Tradisi Baca di Kaki Gunung Salak Bogor

18 Maret 2020   16:05 Diperbarui: 18 Maret 2020   16:15 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Ada salam literasi

2. Ada doa literasi

3. Ada senam literasi

4. Membiasakan membaca bersuara

5. Ada Laboratorium Baca tiap hari Minggu; untuk pemahaman dan motivasi anak-anak

6. Ada event bulanan, dengan mendatangkan "tamu dari luar" untuk motivasi.

7. Ada "jajajan kampung" gratis setiap bulan.

Bahkan kini, di TBM Lentera Pustaka tersedia fasilitas WiFi gratis tiap Sabtu dan Minggu, pelajaran komputer, dan kebun baca Lentera Pustaka sebagai sarana untuk mmebaca di ruang terbuka dan bercocok tanam. Dengan mengusung motto #BacaBukanMaen, TBM Lentera Pustaka terus berkomitmen dan konsisten dalam menegakkan tradisi baca dan budaya literasi masyarakat.

"Konsep TBM-Edutainment saya gagas agar mampu menjadikan taman bacaan sebagai center dari edukasi dan entertainment untuk anak-anak. Hal ini sebagai penyesuaian terhadap era digital dan milenial. Maka harus ada cara yang kreatif dan beda untuk menghidupkan tradisi baca dan budaya literasi anak-anak. Membaca harus asyik dan menyenangkan" tambah Syarifudin Yunus, alumni peraih UNJ Award 2017 ini.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Satu hal yang selalu diperjuangkan Syarifudin Yunus. Bahwa mengelola taman bacaan butuh kolaborasi dengan rakan-rekan yang peduli atau korporasi yang "concern" terhadap tradisi baca dan budaya literasi anak. Karena itu, setiap tahun, TBM Lentera Pustaka selalu mengajak kalangan korporasi untuk menghibahkan dana CSR ke taman bacaan yang relatif tidak besar. Hanya untuk membeli buku bacaan baru dan operasional program taman baca. Termasuk bekerja sama dengan relawan tetap dan tidak tetap untuk membimbing anak-anak dalam membaca.

Maka ke depan, tradisi baca dan budaya literasi sudah pasti hanya bisa tegak bila didukung oleh banyak pihak; aparatur, masyarakat, kaum yang peduli atau relawan, donatur, dan korporasi. Semua pihak harus peduli tradisi baca dan budaya literasi. Karena kepedulian sosial bukanlah sekadar niat baik tapi harus diwujudkan dalam aksi nyata. Perilaku nyata untuk terjun langsung ke lapangan secara konsisten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun