Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wabah Virus Corona, Orang Pintar Jangan Bodo Amat

17 Maret 2020   09:20 Diperbarui: 17 Maret 2020   09:29 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Virus corona itu kian merebak. Ayo jangan bodo amat. Peduli-lah biar suspeknya tidak bertambah. Kemarin Jakarta bertambah 14 orang. Total di Indonesia sudah 134 pasien positif corona. Malaysia besok lockdown. Pulau Luzon Filipina juga lockdown. Italia sudah lockdown tapi korban meninggal kemarin banyak banget 368 orang. Jadi, jangan bodo amat. Pedulilah sekarang.

Moda transportasi sudah dibatasi. Yuk, coba kerja dari rumah. Kuliah dari rumah. Tidak usah keluar rumah dulu. Hindari keramaian. Cuma 2 minggu ini. Sambil tetap waspada virus corona. Karena kita tidak tahu dari mana asalnya. Maka lebih baik isolasi diri di rumah. Lagi-lagi, hidup yang bersih. Jaga kesehatan dan pastikan imunitas tubuh kuat. Tidak perlu berdesak-desakan di angkutan umum, atas alasan apapun.

Apalagi orang-orang pintar. Jangan bodo amat. Pedulilah.

Bantu edukasi masyarakat biar birus corona makin gak merebak. Gak usah banyak diskusi apalagi cari salahnya orang lain. Virus corona harus disikapi dari diri sendiri. Cari cara untuk "menghalau" penyebarannya. Sembuhkan pasien yang sudah positif. Semua ikhtiar yang baik. Jangan bodo amat.

Maaf ya orang pintar. Kaum terdidik, politisi atau siapapun. Gak usah lagi ngomong lockdown. Bikin bingung orang kampung, apalagi orang susah. Emang gampang lockdown? Kena wabah virus corona saja, kita tidak siap. Kamar rumah sakit terbatas. Tenaga medis pun terbatas. Apalagi lockdown. Kasihan orang kecil. Pekerja yang hidupnya nunggu dari tanggal 25 ke tanggal 25. Kasihan driver ojol, sekarang saja sepi apalagi lockdown. Kasihan warung-warung dan tukang nasi uduk di dekat rumah saya. Kalau lockdown, kelar hidup mereka.

Lockdown boleh-boleh saja. Itu opsi terakhir. Bila sampai tanggal 30 Maret ternyata korban virus corona mencapai 10.000 orang, silakan lockdown. Berarti kita semua gagal mengelola wabah ini, sama sekali tidak siap. Maka pedulilah dan bersiaplah. Jangan nanti pas di lockdown malah tambah gaduh, tambah kisruh. Saling menyalahkan. Kalau berani lockdown ya harus berani tanggung segala risiko terburuknya.

Virus corona itu penyakit. Gak cukup cuma diomongin, dikomentarin. Penyakit ya harus disembuhin. Dihalau penyebarannya biar gak meluas. Gimana caranya? Ya semuanya harus peduli, jangan bodo amat. Jangan sibuk dengan urusan yang "tidak menyembuhkan". Siapapun harus peduli. Hari ini, kita butuh kekompakan untuk atasi virus corona.

Jangan bodo amat. Pedulilah. Libatkan diri kita terhadap wabah virus corona. Minimal edukasi orang di dekat kita. Sementara waktu jangan berdesak-desakan, jangan ke pusat keramaian. Buat apa "social distancing" bila tidak mengubah gaya dan perilaku hidup kita. Jaga jarak satu sama lainnya. Biar wabah tidak merebak. Agar tidak tertular, agar tidak menularkan.

Saya sih percaya. Virus corona bisa dicegah bisa dihambat. Asal kita semua peduli. Dulu-dulu, bangsa ini mampu kok mencegah  virus aids, sapi gila, flu burung, flu babi, ebola, dan sars. Kenapa virus corona gak bisa? 

 

Jadi jangan bodo amat. Pedulilah untuk mencegah virus corona. Karena hanya 3 kemungkinan yang bisa bikin "virus corona mati". Karena 1) virus itu mati bila manusianya sehat dan imunitas tubuh kuat, 2) virus itu mati bila lingkungan sosialnya bersih; virusnya gak mampu bertahan lagi, dan 3) virus itu mati karena manusianya mati, berarti kita kalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun