Zaman dulu, ada film judulnya "Ateng Sok Tahu". Semoga alm Ateng husnul khotimah. Filem itu ya tentang, orang sok tahu. Ilmunya dikit ngakunya vanyak. Sekolahnya apaan, virus corona yang dibahas. Argumennya banyak, ocehannya marak. Tapi aslinya, tahunya hanya sedikit saja. Terganting, lagi ramai soal apa. Nah di situlah, orang-orang sok tahu muncul dan eksis.
Kalo ngomong udah paling juara. Dari A sampe Z, kesannya tahu semua. Padahal itu cuma alat untuk menutupi banyak ketidak-tahuannya. Bahkan bila diamati, orang sok tahu itu ya justru kerjaannya membual, nyerocos gak karuan. Jago ngomong, gak bisa berbuat. Persis, seperti oramg yang frustrasi sama dirinya sendiri. Karena memang begitu bisanya. Alhasil, hoaks pun jadi santapan. Kirim sana kirim sini, sambil bilang "ini benar gak ya ...?".
Manusia sering lupa bahwa dia tahu hanya sedikit saja. Tidak tahu banyak segala hal. Lalu, terlalu mudah menyalahkan orang lain. Hingga merasa paling benar sendiri. Maka sudah saatnya, kurangi gaya sok tahu. Cukup intropeksi diri. Dan terus berbuat untuk memperbaiki diri. Jangan virus corona, soal apapun ambil saja hikmahnya. Karena semua yang terjadi itu, sudah ada yang atur. Sudah sesuai kehendak-Nya. Agar manusia mau introspeksi diri; bersedia mawas diri.
Sungguh, gak perlu sok tahu. Apalafi merasa paling benar. Karena kita hanya tahu sedikit saja. Jangan lupa, kita begini sekarang. Karena Allah itu Maha Baik; dia menutupi segala kekurangan dan kejelekan kita.
"Janganlah kamu menganggap dirimu suci; Dia-lah yang paling tahu tentang orang-orang yang bertakwa". Begitu kata surat An Nama. Agar kita gak sok tahu. Karena kita memang bukan apa-apa, dan bukan siapa-siapa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H