SALING ADU KUAT, bisa terjadi pada siapapun.
Yang satu bilang, sungai Ciliwung perlu dinormalisasi total sambil menanti waduk selesai. Yang satu lagi bilang, percuma dinormalisasi bila air di hulu tidak dikendalikan. Argumentasi saja diadu, apalagi kekuasaan. Jadi solusinya gimana?
Saling adu kuat, mungkin sudah zamannya. Seperti si api, si angin dan si air.
API selalu bilang paling kuat. Saat kemarau, banyak yang terbakar dan dilalap si jago merah. Kata api, siapa berani menantang aku?
ANGIN pun datang menantangnya. Saat berhembus, banyak terhempas lalu kocar kacir. Kata angin, siapa berani menantang aku?
Dan kemarin AIR pun datang menerjangnya. Saat hujan mengalir deras, banyak yang ditenggelamkan hingga dihanyutkan. Kata air, siapa yang berani menantang aku?
Ketika api, angin, dan air bertindak, maka jadilah musibah. Mereka adu kuat untuk saling mengalahkan.
Sungguh, hanya MANUSIA yang cerdas dan bijak yang mampu mengalahkan api, angin dan air. Kesombongan dan kebodohan manusialah yang membuat api, angin, dan air jadi musibah.
Sejatinya, mereka adalah anugerah-Nya. Agar digunakan manusia sebagaimana mestinya, sepantasnya. Karena alam semesta ada sebagai sahabat manusia... #BudayaLiterasi #LiterasiMusibah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H