Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Politik Kagetan Kaum Kemrungsung

3 Oktober 2019   08:05 Diperbarui: 3 Oktober 2019   08:03 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemrungsung. Banyak orang mudah kaget, panik. Politik kagetan. Kalo kata orang Jawa, artinya tergesa-gesa. Mudah kaget lagi panik. Melihat sesuatu peristiwa buru-buru berkomentar atau memvonis. 

Walau tidak tahu banyak persoalannya. Kemrungsung itu efeknya sangat negatif; negative effect. Walau gak banyak disadari orang.

Kenapa kemrungsung?
Bisa jadi karena terlalu cintanya manusia pada dunia. Segala urusan di dunia harus bisa dikendalikan logika atau otak manusia. Begitu kata kaum kemrungsung. Maka wajar, sulit untuk tenang.

Saking cintanya pada dunia. Kemrungsung itu kian mematikan kepedulian pada sesama. Bahkan saking sibuknya, kita makin tidak sempat lagi belajar. Tidak sempat lagi ibadah yang optimal; wiridan, sholawatan, sunahan, tadarusan, bahkan doaan. 

Tapi begitu ada  kejadian, buru-buru bikin omongan bikin rangkaian pikiran biar dianggap pedulian. Wajar, karena  terlalu kemrungsung.

Maka hati-hati, jangan sampai kemrungsung. Jaga hati, jaga pikiran. Biarkan semua berjalan apa adanya. Karena semua sudah dikehendaki-Nya. Ada "bengkel Tuhan" yang sudah siapkan segalanya. Ketika hati sempit, maka kemrungsung pun menjepit.

Dadi wong ojo kemrungsung, dipenake wae. Karena kemrungsung, itu tanda perlahan Allah sedang menjauhkan kita dari-Nya ... Ojo kemrungsung #TGS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun