Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbuat Baik Itu Sederhana

4 September 2019   17:52 Diperbarui: 4 September 2019   18:24 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zaman makin maju, justru makin banyak orang bimbang. Ragu alias galau. Satu daerah rusuh, dibaca dan dikomentari macam-macam. Mau pindah ibu kota, disangka besok subuh pindahnya. Komen segudang logika, seolah bakal tetap hidup saat ibu kotanya benar-benar sudah pindah. Sungguh, apa yang kita lakukan itu akan kembali kepada kita lagi. Jangan gara-gara ibu kota mau pindah, pikiran jadi tidak baik.

Cara pikir baik, apa yang dilakukan pun baik. Cara pikir buruk, apa yang dilakukan pun buruk. Walau ada juga yang cara pikir baik, apa yang dilakukan buruk atau sebaliknya. Tapi semua itu tidak masalah. Karena intinya, apa yang kita lakukan akan kembali kepada kita lagi, cepat atau lambat.

Maka tidak usah bimbang, apalagi galau. Sebab, akan tiba saatnya apa yang kita lakukan akan kembali kepada kita dengan cara yang sama. Itu hukum-Nya.

Bila kita berbuat baik. Maka, jangan pernah merasa bahwa kebaikan kita sia-sia begitu saja. Karena imbalan kebaikan ya hanya kebaikan pula. Tidak ada yang lain. Sesungguhnya apapun yang kita lakukan di bumi ini, diperuntukkan bagi diri sendiri. Kita manusia, tidak akan diberikan balasan. Melainkan atas dasar amal perbuatan kita sendiri.

"Barang siapa yang mengerjakan amal yang shalih maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidakah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya," (Fushshilat: 46).

Lalu, berapa banyak kebaikan yang kita berikan kepada orang lain?

Itulah masalahnya. Karena hari ini, sungguh tidak banyak orang yang mau dan bersedia berbuat baik pada orang lain. Walau hanya bercengkrama bersama anak-anak yatim, mengajarkan anak-anak membaca, mengajar kain buta huruf, menyekolahkan anak yatim. Atau menjawab pertanyaan orang lain yang tidak paham sekalipun. Apalagi bersedekah dan mengangkat derajat kaum lemah.

Berbuat baik itu sederhana. Apa yang kita pikir baik, kerjakanlah. Apa yang kita kerjakan baik, maka lanjutkanlah.  Karena tiap gerak langkah kebaikan yang kita torehkan, apapun alasannya, pasti akan kembali kepadaa kita dengan cara yang sama, atau bahkan lebih.

Maka, lakukan saja terus yang baik. Agar kita tetap berada di garis kebaikan. Biarkan orang lain hanya mampu berpikir baik tanpa mampu berbuat baik. Akibat mereka masih bimbang dan ragu. Karena, kebaikan yang kita lakukan. Pasti akan kembali kepada kita... Tabik #TGS #TBMLenteraPustaka #GeberBura

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun