Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Fulan Hanya Mengejar Dunia ...

3 September 2019   16:39 Diperbarui: 3 September 2019   20:54 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Si Fulan, sore ini tatapannya kosong. Lelah sepulang kerja. Bersandar, sambil memejamkan mata sejenak. Lelah. Sehari-hari bekerja. Katanya, demi sesuap nasi dan seonggok emas. Demi siapa? Demi gaya hidup, demi status sosial, mungkin demi gengsi. Salah, itu semua demi dunia.

Kadang indah dan melenakan. Itulah dunia. Kadang sedih dan mengfalaukan, itu juga dunia. Bahkan, tidak sedikit yang sengsara dibuatnya. Ada yang celaka, ada yang terhina. Bila ada yang terhormat pun baru sebatas di dunia. Namanya dunia, sungguh hanya sebentar saja. Karena, irup iku sing mampir ngombe...

Andaikata ada yang bahagia karena dunia, itu pun hanya sementara. Maka, jangan sampai terlena karena dunia. Seorang soleh pun bilang, dunia itu hanya kesenangan yang menipu. Karena bila terlena, esok pun kita akan jadi korban berikutnya dari dunia. Begitulah hukumnya, maka waspadalah.

Jangan kejar dunia semata.
Agar kita tidak lupa untuk mengejar cinta Allah. Sebab dunia itu ibarat bayangan. Semakin dikejar, maka dunia semakin lari dari kejaran. Semakin terus-terusan mengejar dunia, siapapun justru. Akun ditinggalkan dunia. Maka berbaliklah dari dunia. Jadikan dunia di belakang. Karena ya g di depan, hanya cinta Allah. Bila begitu, otomatis dunia akan mengikuti kita. Berbaliklah kepada Allah, maka Allah akan cukupkan kebutuhan dunia.

Kenapa harus berbalik dan menuju Allah?
Sederhana saja. Karena apa yang menjadi bagian manusia di dunia pasti akan diberikan kepadanya. Tanpa dikurangi sedikitpun haknya. Allah yang mencukupkan, Allah pula yang memberi pas sesuai takaran.

Bila ada orang yang "matian-matian" mengejar dunia. Itu hakikatnya, hanyalah mewujudkan hasil yang sudah ditentukan-Nya. Dia sedang mengejar sesuatu yang pasti akan sampai ke dirinya. Tanpa dikurangi sedikit pun. Maka apa pun yang dia lakukan tidak akan memengaruhi bagian yang telah ditentukan untuknya.

Ibarat nonton di bioskop. Penonton boleh apa saja di dalamnya. Serius nonton atau tidur bahkan ngobrol. Tapi begitu, film sudah selesai. Semua pun akan keluar. Tidak dagang boleh minta perpanjangan waktu. Yang serius nonton, pasti jalan cerita. Yang ngobrol, pasti tidak tahu apa-apa. Apalagi yang tidur. Semua sudah sesuai dengan makanannya.

"Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu" (QS. 65: 3)
Jangan kejar dunia semata.
Karena orang yang orientasinya akhirat tidak akan merugi di dunia. Bahkan, ia justru akan mendapatkan bagian dunia dan akhirat sekaligus. Maka, adalah kebodohan bila kita hanya fokus untuk mengejar dunia. Lalu, lupa amalan untuk akhirat.

Bisa jadi, bila hari ini.
Ada yang merasa susah. Galau apalagi gelisah. Mungkin itu karena satu sebab. Terlalu cinta dunia. Hati yang diliputi dunia. Pikiran yang nafsu pada dunia. Jiwa pun terlelap urusan dunia. Jangan kejar dunia semata.

Maka, sibukkanlah diri untuk menggapai cinta Allah. Rumusnya sederhana, senangkam Allah maka Allah akan senangkan kita. Kerjakan yang disukai-Nya maka kita akan dicukupkan-Nya.

Santuni yatim, bantu fakir miskin, gembirakan yang sedih sambil istiqomah menjalani perintah-Nya. Insya Allah, perlahan-lahan jalan kebahagiaan pun mendekat pada kita...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun