Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan Kecil Seorang Ayah Saat Anaknya Mulai Kuliah di Kota Lain

5 Agustus 2019   22:55 Diperbarui: 5 Agustus 2019   23:53 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini hanya catatan kecil seorang ayah. Saat anaknya hendak mulai kuliah di kota lain.

Saya menyebutnya "Sang Maestro", Farid Nabil Elsyarif, anak laki-laki ke-2 (tengahan) yang baru berusia 17 tahun. Besok, Selasa 6 Agustus 2019 ia mulai "terbang" ke kota Malang. Melalui ujian jalur mandiri, sang maestro diterima di program studi Statistika (peminatan Aktuaria) FMIPA Universitas Brawijaya Malang.  Perguruan tinggi negeri yang memang dipilihnya saat SBMPTN 2019.  Sekalipun ia juga diterima di prodi Aktuaria di Univ. Parahiyangan Bandung, namun apa boleh buat tidak diambilnya.

Hikmah yang patut disyukuri. Anak saya, ketika SBMPTN walau gagal dan saat Ujian Mandiri, sama sekali tidak punya alternatif pilihan prodi yang lain, ke-2 atau ke-3. Dia hanya mau kuliah di prodi Aktuaria (peminatan Aktuaria) walau rumpunnya bisa saja di Matematika atau Statistika di beberapa PTN. Hanya ada 7 PTN dan 1 PTS yang prodi Aktuaria-nya sudah punya "penyetaraan" ujian profesionalisme dengan PAI (Persatuan Aktuaria Indonesia). Alhamdulillah, tekad kuat dalam ikhtiar dan doa yang terlantun telah mengantarnya menjadi mahasiswa baru di Univ. Brawijaya Malang.

Sebelum berangkat, selama 1,5 minggu lalu pun ia ditempa untuk "pemanasan" belajar pada aktuaris papan atas yang jadi sponsor-nya; yang mem-beasiswa-I perjalanan sang maestro dalam mengembara ilmu di Prodi Statistika (peminatan Aktuaria) FMIPA Univ. Brawijaya. Sedikit belajar tentang diskonto, anuitas, perhitungan manfaat pensiun, dan sebagainya. Sekadar pemanasan ilmu aktuaria.

Sang Maestro pun esok mulai kuliah. Mulai menjadi warga kampus untuk menempa cara berpikir sebagai insan akademis, di samping "menggali" ilmu aktuaria yang bakal jadi keahliannya. Setelah 3 tahun melancong sebagai siswa di sekolah asrama tidak berbayar di SMAN CMBBS Pandeglang, kini Sang maestro akan bermukim di Malang. Setidaknya untuk 4 tahun ke depan; untuk kuliah dan mengukir masa depan untuknya sendiri.

Tentu bagi seorang ayah, tidak ada pesan istimewa jelang anaknya kuliah.

Selain harus tetap menjaga semangat kuliah hingga mampu kelar tepat waktu, itulah prioritas utama. Karena di kampus, manapun, di situlah terjadi arena pertarungan pemikiran dan jati diri; pertempuran logika -- akal sehat dan etika -- norma. Semuanya "terbungkus" dalam tradisi akademis ala kampus, ala mahasiswa.

Urusan apa dan bagaimana kuliah, sudah tentu anak saya sudah tahu apa yang harus dilakukan. Tapi seperti kebanyakan mahasiswa, nasehat yang harus terus dilantunkan adalah "menjadikan kuliah dan kelar tepat waktu" sebagai prioritas. Ditambah balutan semangat, rasa percaya diri, dan kemampuan manajemen waktu itulah nasehat orang tua yang harus digaungkan, berulang-ulang kali sekalipun. 

Dan yang terpenting, tetaplah ibadah untuk menyenangkan Allah SWT. Agar Allah SWT pun mudah untuk menyenangkan hamba-Nya. Karena itu Nak, tetaplah selalu sholat di masjid, seperti yang selama ini sudah diterapkan. Percayalah, tidak ada ikhtiar dan mimpi yang "mudah" dicapai tanpa melibatkan Allah SWT. Karena semua yang terjadi dalam hidup bahkan yang akan terjadi pun pasti atas kehendak-Nya ....

Maka akhirnya, selamat kuliah dan berjuang sang maestro.

Tetaplah jadi dirimu sendiri. Sambil terus ikhtiar dan berdoa untuk cita-citamu; untuk masa depanmu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun