Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Student Day 2019 Pasca Unpak: Ajang Lomba Bukan Tanding

27 Juli 2019   22:21 Diperbarui: 27 Juli 2019   22:31 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian orang, bisa jadi masih sulit membedakan antara lomba dan tanding. Apalagi bagi orang yang tidak gemar olahraga, bisa jadi mahasiswa pula. Bahkan sebagian orang bilang, lomba atau tanding sama saja. Tapi sejatinya, lomba dan tanding itu berbeda.

Di tengah era digital dan era yang serba kompetitif, Program Pascasarjana Universitas Pakuan (Unpak) Bogor saat acara "Student Day Pascasarjana Unpak" 26-28 Juli 2019 di Hotel Forest Bogor pun mempertegas pentingnya membedakan lomba dan tanding. Di acara ini, sekitar 380 mahasiswa Pascasarjana Unpak diajak berlomba (bukan tanding), seperti: lomba bakiak, lomba balap karung, lomba tarik tambang, dan lomba pentas seni a,ntar kelas, baik mahasiswa S2 maupun S3.

Melalui ajang lomba Student Day 2019 ini, mahasiswa diajarkan tentang cara menjadi pemenang; dalam lomba dan tanding. Saat berlomba, semua mahasiswa berdiri aejajar tidak berhadap-hadapan. Sementara saat bertanding, mahasiswa pastinya berhadap-hadapan, ber-adu seperti tinju atau catur.

Maka budaya kampus yang patut dijadikan acuan bagi civitas akademika Unpak, khususnya Pascasarjana agar mahasiswa bisa membedakan cara menjadi PEMENANG. Karena dalam "lomba"  untuk bisa jadi pemenang, mahasiswa harus bisa menjadi yang terbaik (balap karung), tercepat (bakiak), terkuat (tarik tambang) tanpa harus merendahkan lawan. Sementara "tanding" pemenang harus mengalahkan lawannya dengan memukul jatuh (tinju), menjebol gawang lawan (sepak bola), atau memaksa lawan membuat kesalahan (badminton, tenis).

Budaya "berlomba" inilah yang bila dibawa ke dalam spektrum yang lain, seperti perkuliahan maupun kehidupan kampus pascasarjana tentu bisa menjadi lebih baik, lebih kreatif tapi tetap berkualitas. Kompetisi pada akhornya akan menjadi sesuatu yang positif jika dilakukan dengan metode perlombaan, bukan pertandingan. Persis seperti mahasiswa dengan civitas akademika lainnya di Pascasarjana Unpak.

Melalui lomba Student Day Pascasarjana Unpak, tidak harus menjadi mahasiswa yang luar biasa untuk memenangkan kompetisi. Tapi cukup menjadi mahasiswa biasa yang penuh motivasi dan mampu menyelesaikan studi tepat waktu... #PascaUnpak #StudentDayUnpak

dokpri
dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun