Laju pesat ilmu pengetahuan, sudah pasti tidak bisa dipisahkan dari kegiatan penelitian. Apalagi bagi kalangan perguruan tinggi, kegiatan penelitian dosen adalah keharusan. Karena dengan meneliti, Â pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengkreasi daya saing bangsa bisa terjadi. Tanpa penelitian, perguruan tinggi ibarat "sayur asam tanpa garam". Hambar dan tidak ada rasanya.
Berangkat dari spirit menghidupkan penelitian di kalangan dosen sekaligus memelihara tradisi akademis, Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) hari ini (16/7) menggelar kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) penelitian 40 dosen penerima hibah penelitian dengan melibatkan 17 reviewer di Sasana Krida Kampus Unindra Jakarta.
Monev penelitian dosen Unindra dipimpin langsung oleh H. Sjamsuri (Kepala LPPM) dan tim untuk memastikan proses penelitian semester genap 2018/2019 ini berlangsung sesuai dengan rencana. Seberapa progres penelitian sudah dijalankan dan persiapan pembuatan laporan penelitian, tentu sangat efektif dilakukan melalui mekanisme monev.
Sebagai peneliti, tiap dosen yang sedang meneliti harus memastikan penelitian berjalan sesuai arahan Dikti, di samping melaporkan persentase luaran penelitian yang telah dihasilkan, bukti-bukti dokumentatif, dan penggunaan anggaran penelitian.
Unindra sebagai perguruan tinggi yang memiliki 12 program studi dengan melayani lebih dari 35.000 mahasiswa memiliki komitmen yang tinggi untuk mendorong para dosen melakukan penelitian. Hal ini sebagai realisasi dari tri dharma perguruan tinggi. Karena selain pengajaran, dosen pun dilekatkan tanggung jawab untuk penelitian dan pengabdian masyarakat.
Intinya, publikasi jurnal sulit bisa terjadi manakala penelitian tidak dilakukan. Oleh karena itu, semakin banyak yang diteliti maka semakin besar pula peluang menulis di jurnal nasional maupun internasional.
Adalah tugas dosen untuk mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi ke dalam unit pembelajaran dan aplikasi kehidupan nyata. Karena itu, penelitian menjadi penting dikedepankan. Karena hanya dengan penelitian, dosen tetap dapat membudayakan tradisi berpikir ilmiah berbasis kelogisan dan sistematika yang dan diverifikasi. Setiap kebenaran ilmiah, pastinya harusnya diteliti bukan hanya mimpi.
Salah satu peserta Monev Unindra kalo ini, Syarifudin Yunus dari Pendidikan Bahasa Indonesia melaporkan progres penelitian "Strategi Turn Taking yang Digunakan Jokowi dan Prabowo pada Debat Pemilihan Presiden 2019", dengan reviewer Nurjanah. Hasilnya adalah Jokowi memiliki porsi 32%, sementara Prabowo 42% sebagai ciri turn-taking atau giliran berbicara sepanjang debat presiden lalu. Sebagai tindak lanjut, penelitian ini pun akan disajikan dalam International Conference ICELS 2019, yang diselenggarakan Pascasarjana UNJ pada 6-7 Agustus 2019 nanti.
Sungguh, penelitian bagi dosen adalah mutlak. Bukan hanya untuk meningkatkan kinerja dosen. Tapi juga sebagai simbol produktivitas riset akademis suatu kampus, di manapun dan bidang apapun. Di situlah seharusnya, riset menjadi budaya kalangan kampus atau perguruan tinggi.
Ketahuilah, hanya penelitian yang mampu membuktikan kebenaran objektif. Bukan omongan apalagi ocehan yang dijadikan sumber kebenaran... #Unindra