Banyak orang belum paham arti penting mempersiapkan masa pensiun.
Berangkat dari itulah, Komunitas PERJAKA DP (Persaudaraan Pejalan Kaki - Dana Pensiun) memperingati "Hari Pensiun  - 20 April" dengan melakukan olahraga jalan kaki di area Ragunan pada Minggu, 5 Mei 2019.Â
Bertajuk "Pensiun Bakal Sehat, Jalan Kaki Jadi Obat", sekitar 60 anggota PERJAKA DP berbaur dalam kebersamaan dan kekompakan untuk menguatkan semangat untuk selalu menjaga kesehatan, utamanya menjelang puasa. Di samping tetap semangat dalam mengkampanyekan akan pentingnya mempersipakan masa pensiun yang sehat dan sejahtera.
"Olahraga jalan kaki cara sederhana kami, Komunitas PERJAKA Dana Pensiun dalam memperingati Hari Pensiun. Agar masyarakat makin aware dan merasa penting mempersiapkan masa pensiun. Yuk kita siapkan pensiun" ujar Satino, sesepuh Perjaka DP didampingi Suheri, Ketua Umum ADPI saat berjalan kaki di Ragunan pagi ini.
PERJAKA Dana Pensiun+ merupakan komunitas informal praktisi dan pemerhati industri dana pensiun di Indonesia yang secara rutin menggeluti olahraga jalan kaki, di setiap waktu di manapun berada. Tujuannya untuk menjalin komunikasi dan kebersamaan di antara seluruh pemangku kepentingan industri dana pensiun, baik pengelola dana pensiun, pengurus/pelaksana tugas, maupun manajer investasi.
"Olahraga jalan kaki itu murah meriah. Semua orang dapat melakukannya. PERJAKA Dana Pensiun hadir untuk menjadikan urusan pensiun lebih asyik, lebih rileks. Karena masa pensiun harus dihadapi dengan asyik" tambah Suheri.
Dalam blutan kebersamaan, aktivitas jalan kaki PERJAKA DP pun kerapkali diselingi dengan kudapan-kulineran tradisional, seperti pecel, mendoan, dan sebagainya. Sambil refreshing di lokasi wisata atau area yang menarik, dan dibumbui canda tawa, humor khas tentang pensiunan.
Patut diketahui, saat ini tingkat inklusi keuangan dana pensiun di Indonesia tergolong masih sangat rendah, hanya 4,6% (OJK, Des 2016) dari sekitar 50 juta pekerja formal dan 70 juta pekerja informal di Indonesia.Â
Bahkan, riset menunjukkan bahwa 70% orang Indonesia mengalami masalah keuangan di masa pensiun. Untuk itu, seluruh pelaku industri dana pensiun perlu bersinergi dalam memacu pertumbuhan industri secara lebih signifikan.Â
Apalagi di tengah era Revolusi Industri 4.0 yang menuntut kemampuan 1) otomatisasi, 2) digitalisasi, dan 3) kecerdasan buatan dalam memacu program pensiun yang ada saat ini.