Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Ngabuburit Baca" Program Taman Bacaan Lentera Pustaka Selama Ramadhan

29 April 2019   19:32 Diperbarui: 29 April 2019   19:42 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ngabuburit Baca", Program Taman Bacaan Lentera Pustaka Selama Ramadhan

Ada banyak cara menyambut dan mengisi hari-hari selama bulan suci Ramadhan. Tapi satu yang pasti, jangan anggap bulan puasa sebagai beban. Tapi jadikan sebagai bulan yang penuh rahmat-Nya. Maka, semangat dan niat baik harus dioptimalkan selama bulan puasa.

Untuk membangun tradisi baru di bulan puasa, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka selenggarakan program "Ngabuburit Baca" selama di bulan Ramadhan tahun 2019. Dengan ngabuburit baca, tiap jam baca sore hari sekitar 60 anak pembaca aktif akan 1) mengaji khotmil Quran dan 2) membaca buku bacaan tentang akhlak dan religius. Kegiatan ini berlangsung 3 hari (Rabu-Jumat-Sabtu) dalam seminggu. Bahkan tiap Sabtu, TBM Lentera Pustaka pun akan siapkan takjil dan menu berbuka puasa.

"Program 'Ngabuburit Baca' mulai diterapkan tahun ini. Setelah anak-anak terbiasa membaca buku, kini saatnya membangun akhlak mereka. Karena akhlak adalah landasan peradaban manusia. Untuk itu, TBM Lentera Pustaka ikut bertanggung jawab dalam membentuk akhlak anak-anak" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka.

Melalui "Ngabuburit Baca" selama bulan puasa, anak-anak diharapkan bisa lebih cinta dan dekat kepada Allah SWT. Sehingga mereka sadar, bahwa mereka adalah insan istimewa yang Allah tahu dan pasti "mengistimewakan" mereka, anak-anak yang rajin membaca. Maka harus lakukan apa yang disenangi Allah, bukan meratapi keadaan.

Ngabuburit Baca selama bulan puasa juga menjadi bagian TBM Lentera Pustaka mengkampanyekan akan pentingnya membaca buku di kalangan anak-anak sekolah. Apalagi di tengah gempuran era digital dan pergaulan anak yang tidak jelas. Maka untuk selamatkan masa depan anak-anak, sangat penting membangun tradisi baca dan budaya literasi.

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari di Kaki Gunung Salak Bogor saat ini  dikenal sebagai taman bacaan yang kreatif dan inovatif. Sekitar 60 anak pembaca aktif yang ada telah mampu membaca 5-10 buku per minggu. Sebuah capaian yang patut disyukuri.

"Zaman telah berubah. Maka kita harus mencari cara agar anak-anak mau membaca. Karena tidak ada masa depan tanpa membaca. Kita ingin anak-anak tetap bergelut dengan buku di bulan puasa" ujar Syarifudin Yunus, yang juga Dosen Unindra dan mahasiswa S3 Pascasarjana Unpak.

Untuk diketahui, saat ini TBM Lentera Pustaka memiliki koleksi 3.000 buku bacaan dan dikelola oleh 2 petugas honorer, di samping menyediakan fasilitas free wifi. Ke depannya, kawasan di sekitar TBM Lentera Pustaka rencananya akan dijadikan "kampung baca" sebagai komitmen membangun tradisi baca dan budaya literasi yang kuat di kalangan anak-anak. Bahkan lebih dari itu, TBM Lentera Pustaka pun tengah melakukan studi penjajakan untuk mengembangkan "Wisata Literasi Lentera Pustaka", sebuah wisata edukasi berbasis membaca buku sambil melakukan perjalanan di sungai dan kebun yang dilengkapi spot-spot foto menarik.

"Kita tahu, peradaban zaman now telah menyingkirkan buku dari kehidupan anak-anak. Untuk itu, TBM Lentera Pustaka ingin anak-anak di sini tetap bergelut dengan buku. Demi tegaknya tradisi baca, di samping mampu melawan ganasnya era digital atau smartphone," tambah Syarifudin Yunus lagi.

Maka pesan penting di bulan puasa. Jangan habiskan waktu anak-anak untuk bergelut dengan masalah. Tapi beri kesempatan mereka untuk bergelut dengan buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun