Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Surat untuk Bu Kartini "Harapan Bukan Cercaan"

21 April 2019   08:45 Diperbarui: 21 April 2019   09:06 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya yakin. Dulu, Ibu Kartini berjuang untuk emansipasi pasti bukan atas dasar pemberontakan perempuan terhadap kodrat keperempuanan-nya. Agar jangan ada anak yang kesepian di rumah; atau merasa hanya punya "ibu semu". Karena ibu aslinya, menurut anak-anak adalah internet.

Perjuangan Ibu Kartini sudah pas. Tapi ada yang belum diantisipasi.

Karena sejarah membuktikan. Ada perempuan-perempuan yang akhirnya gak bisa dibela oleh suaminya, seperti istri Nabi Nuh, istri Nabi Luth. Mereka terkena petaka karena ulahnya. Tapi ada pula para perempaun hebat seperti Siti Hajar, Siti Aisyah bahkan Zulaikha yang semasa hidupnya mengemban amanat mulia semasa di dunia untuk keperluan akhiratnya.

Jadi Bu, apa yang saya mau katakana kepada Ibu?

Penting hari ini untuk mengingatkan kaum Ibu. Bahwa introspeksi diri dan harapan harus selalu ada. Karena Kartini itu sikap, bukan ambisi. Maka tranformasi emansipatoris bukanlah untuk diri sendiri. Tapi lebih luas dari itu, untuk membangun harapan dan kemaslahatan bagi orang banyak. Agar kaum perempuan menjadi tempat dan kesempatan menghidupkan kembali solidaritas dan harapan di negeri ini.

Karena apapun yang terjadi, lebih baik kita menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Harapan bukan cercaan. Karena Kartini adalah sebuah sikap bukan ambisi. Terima kasih Bu Kartini... salam ciamikk. #SelamatHariKartini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun