Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

TBM Lentera Pustaka Jadi Basis Literasi Keuangan Anak

7 April 2019   20:57 Diperbarui: 7 April 2019   21:02 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adalah fakta, ingkat literasi keuangan atau pengetahuan dan pemahaman masyarakat Indonesia terhadap industri keuangan masih sangat rendah, baru mencapai 20%. Sementara negara tetangga jauh lebih baik seperti Filipina 27%, Malaysia 66%, Thailand 73%, dan Singapura 98%.

Maka konsekuensinya, edukasi literasi keuangan sangat penting dilakukan. Apalagi bagi anak-anak usia sekolah. Terkhusus lagi yang ada di kampung-kampung atau di daerah yang jauh dari akses edukasi keuangan.

Berangkat dari kondisi yang ada, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka sebagai salah satu taman bacaan di Kaki Gunung Salak secara rutin telah menjadi sentra edukasi literasi keuangan anak-anak. Selain aktivitas membaca seminggu 3 kali, sekitar 60-an anak-anak usia sekolah di TBM Lentera sebulan sekali pun memperoleh "pelajaran informal" terkait cara mengelola uang.

Dengan didukung oleh Chubb Life dan AJ Tugu Mandiri, TBM Lentera Pustaka aktif meningkatkan literasi keuangan anak, khususnya dalam membangun budaya menabung, cara mengelola uang jajan, annggaran, hutang piutang hingga investasi.

Seperti yang dilakukan pada Minggu, 7 April 2019, anak-anak TBM Lentera Pustaka diajarkan tentang pilihan "jajan atau nabung?". Dibimbing oleh Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka yang sekaligus Edukator Dana Pensiun mempraktikkan cara mengatur uang jajan untuk menabung.

"Hari ini, saya ajarkan anak-anak untuk menabung secara praktik. Mereka saya kasih uang Rp. 5.000 untuk jajan selama 15 menit. Apa saja bisa dibeli. Setelah itu, anak-anak ada yang punya sisa 4.000 atau yang 2.000. Nah, distulah saya jelaskan pentingnya menabung. Kenapa jajan kenapa nabung. Praktik itu lebih baik daripada teori" ujar Syarif, begitu panggilan pria yang tengan menempuh S3 Manajemen Pendidikan di Pascasarjana Unpak Bogor.

Edukasi literasi keuangan dipilih TBM Lentera Pustaka agar anak-anak paham cara memperlakukan uang. Karena uang adalah alat bukan tujuan. Maka anak-anak harus diajarkan cara bersikap terhadap uang.  Hal ini sekaligus dapat mempersiapkan anak-anak menuju kesuksesan finansial di masa depan, saat mereka dewasa.

"Edukasi literasi keuangan anak-anak akan berhasil. Bila kita mau memberi kesempatan anak-anak untuk praktik mengelola uang" tambah Syarif.

Melalui kegiatan ini, TBM Lentera Pustaka pun memposisikan diri sebagai basis edukasi literasi keuangan anak. Sehingga lembaga keuangan seperti asuransi, bank, asset manajemen, sekuritas atau dana pensiun bisa ikut aktif "terjun ke lapangan" dalam memberi edukasi keuangan kepada anak-anak.

Melalui edukasi literasi keuangan, TBM Lentera Pustaka pun ingin menebarkan spirit kepada anak-anak. Tentang "Jangan pernah menghitung uang di kantong orang. Tapi bersikap bijaklah dalam mengeloa uang sendiri".... Tabikk

#TGS#TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #LiterasiKeuangan #BudayaLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun