Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kepedulian Orang Dewasa pada Anak-anak TBM Lentera Pustaka

19 Maret 2019   17:12 Diperbarui: 19 Maret 2019   17:59 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepedulian Orang Dewasa pada Anak-anak TBM Lentera Pustaka

Ada banyak pekerjaan kecil yang luput dari orang dewasa. Meluangkan waktu dan mengajarkan anak-anak di luar jam sekolah.

Seperti yang dilakukan para relawan dan pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka yang terletak di Kaki Gn. Salak Bogor. Terbukti sudah, anak-anak TBM Lentera Pustaka mampu dan bisa membuat "lukisan kaligrafi" yang indah berkat bimbingan orang dewasa. Anak-anak yang memiliko kebiasaan membaca seminggu 3 kali di taman bacaan ini mampu membuat kaligrafi yang bagus.

Urusan anak-anak di luar jam sekolah. Maka hanya dibutuhkan perhatian dan kepedulian orang dewasa untuk membimbing dan mengajarkannya. Agar mau melakukan aktivitas yangcpositif; membaca buku, mengaji, bahkan ke masjid. Asal positif buat masa depan anak-anak yang lebih baik.

Tapi sayang, di luar sana, masih banyak anak-anak usia sekolah yang hanya nongkrong gak karuan, pakai motor berboncenganan sambil kebut-kebutan. Hingga dandan di sore hari, entah mau apa? Bahkan tidak sedikit dari anak-anak yang terancam terjerat narkoba bila salah bergaul. Itulah fenomena yang menyelimuti anak-anak kampung di sekitar TBM Lentera Pustaka Kaki Gn. Salak Bogor.

Anak-anak itu masa depan. Kalo presiden, cuma buat 5 tahun. Maka selamatkan anak-anak yang ada di dekat kita. Sekecil apapun itu, asal baik dan positif buat mereka.

Karena di zaman now, mencintai anak tidaklah cukup. Tapi ikhtiar untuk seimbangkan aktivitas mereka. Agar lebih banyak positifnya daripada negatifnya. Jangan letakkan mereka "di sorot lampu" versi orang dewasa. Tapi biarkan mereka berproses untuk bisa keluar "dari kegelapan menuju terangnya cahaya mereka sendiri". Maka mereka, akan menemukan jalan hidupnya sendiri yang lebih baik dari orang tuanya.

Anak-anak itu bukan "pengorbanan" orang dewasa. Tapi "amanah" orang dewasa tuk peduli dan mau membimbing mereka. Kecil dan sederhana. Tapi insya Allah, dampaknya luar biasa buat mereka.

Bahkan di TBM Lentera Pustaka, sekitar 60-an anak pembaca aktif diajarkan untuk produktif dalam membaca buku dan disiplin terhadap waktu. Karena waktu adalah mutiara paling berharga dalam kehidupan manusia. Waktu yangvtelah berlalu dan pergi tidak akan kembali dan terganti. Maka anak-anak pun harus diajarkan bagaimana melewati setiap waktu yang dilewati dengan aktivitas kebaikan lagi bermanfaat. 

Karena cara mengelola waktu itulah yang membedakan anak ungul dan tidak unggul. Apakah waktunya lebih banyak dimanfaatkan untuk kebaikan atau malah dibuang-buang percuma. Khusus anak-anak TBM Lentera Pustaka pada akhirnya mampu membaca 5-8 buku per minggu di taman nacaan. Padahal sebelumnya, mereka sangat jauh dari akses buku dan tradisi membaca.

Anak-anak harus didampingi dalam mengelola waktu. Agar mampu mengerjakan segala sesuatu secara proporsional pada tempatnya, pada waktunya. Saatnya belajar ya harus belajar, saat membaca ya membaca, saat ibadah ya ibdah. Bukan sebaliknya, hanya main atau nongkrong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun