Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Tiga Sebab Masa Pensiun Merana, Apa Saja?

8 Maret 2019   22:24 Diperbarui: 8 Maret 2019   23:21 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maaf nih Pak, mau tanya aja. Sudah berapa lama bekerja?" tanyaku.

"Alhamdulillah Mas, sudah 25 tahun. Insya Allah, sekitar 5 tahun lagi saya pensiun," jawab Si Bapak pekerja.

"Tapi Pak, ngomong-ngomong. Apakah Bapak sudah siapkan untuk masa pensiun nanti," tanyaku lagi.

"Nah, itulah masalahnya Mas. Gak terasa, sebentar lagi saya pensiun. Mana belum ada yang dipersiapkan. Yah, gimana nanti aja deh Mas. Syukur-syukur kalo kantor minta tetap bekerja lagi. Atau kalo gak, ya cari kerjaan lagi aja setelah pensiun" jawab Si Bapak pekerja itu lagi.

Dialog seperti di atas, mungkin bisa terjadi pada siapapun. Sebuah dialog, tentang orang yang bekerja lebih dari 20 tahun. Tapi saking enaknya kerja, lupa mempersiapkan pensiun. Padahal, cepat atau lambat, masa pensiun pasti tiba. Mungkin bukan hanya Si Bapak pekerja di atas. Kita semua, selagi masih bekerja, penting untuk mempersiapkan masa pensiun.

Adalah fakta di kalangan pekerja. Bahwa selama bekerja, mereka hanya fokus bekerja untuk memenuhi kebutuhan semata. Mungkin ditambah, sedikit gaya hidup. Selama 10 tahun, 20 tahun, mungkin hingga 30 tahun waktunya habis dipakai untuk bekerja. Sementara masa pensiun, sama sekali tidak dipikirkan. Tanpa terasa, 3 atau 5 tahun lagi pensiun. Lalu, ketersediaan dana untuk membiayai hidup selama masa pensiun pun belum dipersiapkan. Terlampat bersiap pensiun. Sehingga bisa jadi, masa pensiunmenjadi momok yang menakutkan.

Memang begitu faktanya, tidak sedikit pekerja yang menyepelekan masa pensiun. Masa pensiun dianggap masih lama, masih jauh saat usia muda sedang bekerja. Maka lebih baik fokus untuk memnuhi kebutuhan finansial di masa sekarang. Seperti memebli rumah, membeli mobil, kebutuhan sehari-hari plus sedikit bergaya hidup. Sementara masa pensiun, memang masih lama. Maka pantas, belum dipikirkan, belum dipersiapkan.

Adalah sebab masa pensiun pekerja bisa jadi merana.

Karena saat bekerja tidak memikirkan masa pensiun. Tidak mau menyisihkan sebagian gaji untuk masa pensiunnya. Konsekuensinya, prioritas hidup dipandang hanya untuk masa sekarang, jangka pendek saja. Sementara masa pensiun, karena masih lama, relatif diabaikan. Ketersediaan dana di masa pensiun 'nyaris' dilupakan. 

Alhasil, maka wajar. 9 dari 10 pekerja di Indonesia saat ini tidak siap untuk pensiun. Bahkan 7 dari 10 pensiunan yang ada saat ini pun mengalami masalah keuangan. Terpaksa bekerja lagi atau bergantung kepada anak atau orang lain di masa pensiun. Bekerja di masa muda menjadi tidak sebanding dengan keadaan di masa pensiun.

Masa pensiun yang merana. Adalah masa pensiun yang penuh ketakutan. Masa pensiun yang "dekat" dengan kemiskinan. Masa pensiun yang "lebih besar pasak daripada tiang". Sungguh, masa pensiun yang mengenaskan harus menjadi perhatian jutaan pekerja di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun