Nak, kita tahu bila surga itu lebih nikmat daripada dunia dan seisinya. Kita juga selalu dan selalu menginginkan masuk surga. Tapi kadang, kebaikan di depan mata pun kita masih enggan dilakukan di tiap langkah, tiap momen.
Sementara berceloteh, bicara "ngalor-ngidul" segala rupa hingga menebar sentimen tentang orang lain, kita selalu merasa kuat lagi mampu. Memang kadang, surga hanya sebatas dirindukan. Bukan diperjuangkan... Baik itu diperjuangkan, bukan dirindukan.
Berapa banyak dari kita, hanya mampu "menunjuk" orang lain lalu lupa pada diri sendiri. Berapa banyak dari kita ingin orang lain "berubah" tapi kita sendiri tidak pernah mau untuk berubah. Bahkan berapa sering kita "menyalahkan" orang lain. Tapi kita sangat sulit untuk menyalahkan diri sendiri.
Ketahuilah Nak. Kita sama sekali sulit mengontrol sesuatu yang ada di luar diri kita. Tapi seharusnya kita mampu mengendalikan apa yang layak diperbuat dan diperjuangkan oleh diri kita sendiri.
Hidup itu hanya sebentar saja. Urip iku sing mampir ngombe, hidup itu hanya sekadar "mampir" sejenak. Maka tetap patuh apa apa yang diperintahkan-Nya dan jauhi semua larangan-Nya. Bersamaan hidup kita, ada yang boleh ada yang tidak boleh. Ada yang pantas ada yang tidak pantas. Semua tergantung pada diri kita sendiri.
Maka hati-hati Nak, eling lan waspada.
Bila kita belum mampu mengerjakan yang baik. Maka menganjurkan kebaikan saja sudah cukup. Tapi jangan sebaliknya ..
Kadang, ada di dekat kita yang tidak bisa dihentikan. Tapi lebih baik, kita tidak ikut-ikutan. Apapun dan tentang apapun... #TGS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H