Sungguh, ini pertanyaan yang menggelitik. Mau apa setelah jadi Kampung Ramah Lingkungan (KRL) di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor?
Sejak April 2018 lalu, KRL memang telah dimulai. Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu telah disematkan sebagai salah satu kampung ramah lingkungan, di samping pengelolaan bank sampah yang sudah berjalan. Lalu setelah itu, mau apa lagi? Apakah benar hingga kini, sudah menjadi kampung yang ramah lingkungan? Apakah masyarakatnya juga sudah berdaya?
Adalah wajar, setiap program dimanapun harus ada evaluasinya. Agar kita bisa mengukur, sudah sejauh apa kita berjalan. Sambil cari tahu, dari posisi apa kita sebelumnya? Dan mau kemana kita pada akhirnya? Pertanyaan itulah yang kiranya perlu dijawab semua pihak yang terkait dengan program pebredayaan masyarakat Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu di Kaki Gn. Salak Bogor.
Pemberdayaan masyarakat, itulah kata kuncinya.
Yaitu, proses pembangunan yang diinisiasi oleh masyarakat itu sendiri untuk memulai kegiatan sosial dalam memperbaiki situasi dan kondisinya sendiri. Itu berarti, pemberdayaan hanya bisa terjadi apabila masyarakat itu sendiri ikut pula berpartisipasi secara aktif.
Karena pemberdayaan masyarakat adalah gerakan nyata untuk "memperbaiki diri" dari keadaan yang belum baik menjadi lebih baik. Menuju masyarakat yang mandiri, maka sangat butuh komitmen dan pengorbanan. Karena tidak ada masyarakat yang berdaya, namun bergantung kepada orang lain atau instansi lain.
Maka untuk menjadi berdaya, masyarakat harus mampu membangun tatanannya sendiri, mengubah cara pikir dan perilaku untuk menjadi lebih baik di masa depan. Bahkan di zaman now, untuk bisa berdaya sangat dibutuhkan kreativitas dan inovasi dalam mengambil keputusan. Mau jadi apa, mau seperti apa ke depannya?
Masyarakat yang berdaya, tidak cukup hanya punya sikap. Tidak cukup pula hanya punya rencana. Tapi jauh lebih penting punya kesadaran bersama untuk "lebih baik dari yang kemarin" plus diikuti oleh tindakan nyata. Bukan berjalan sendiri-sendiri, apalagi cuma ada "maunya" doang.
Pemberdayaan masyarakat itu basisnya "empowerment of the powerless"; memperkuat dan memperbaiki yang menjadi kekurangan kita secara bersama-sama. Karena pemberdayaan adalah upaya untuk membebaskan diri dari keterkungkungan dalam berbagai aspek, seperti ekonomi, ideologi, politik, pendidikan, sistem pengetahuan dan religi. Untuk itu, sangat-sangat dibutuhkan kesadaran bersama.
Mari kita lihat contoh pemberdayaan masyarakat yang ada di dekat kita. Sebut saja "Kampung Inggris" di Kabupaten Kediri Jawa Timur. Kampung ini justru awalnya sama sekali tidak bisa bahasa Inggris.Â
Namun masyarakatnya sadar dan mau berubah. Sehingga dengan bantuan Mr. Kalen sebagai pendiri sekaligus pionir tempat kursus bahasa Inggris di Kampung Inggris akhirnya kampung ini berubah menjadi terkenal seperti sekarang dan ramai dikunjungi orang, khususnya anak-anak sekolah dari berbagai daerah.