Jangan Lupakan Sejarah, Nak!
Orang zaman now, terlalu mudah melupakan sejarah. Begitu kata orang-orang yang lain. Bahkan kata Titiek Puspa, memang ciri orang Indonesia itu terlalu mudah melupakan sejarah. Lupa akan sejarahnya sendiri. Maka pantas Presiden Soekarno pernah membuat istilah "jas merah"; jangan sekali-sekali melupakan sejarah.
Maka liburan akhir tahun kali ini, saya bersama kedua anak saya, Farid dan Farah, dan istri menyempatkan ke Keraton Solo, Lawang Sewu dan Sam Poo Kong Semarang. Di samping liburan agar lebih banyak ngobrol bareng anak, tentu agar mereka kenal dan tahu sedikit tentang sejarah tempat yang dikunjungi. Liburan yang sederhana.
Sejarah, memang cuma masa lampau. Tapi tidak ada hari ini bila tidak ada masa lampau. Karena tiap sejarah, apapun bentuknya, pasti terikat oleh sejarah. Terikat oleh ruang dan waktu. Ruang itu bicara "tempat" terjadinya sejarah. Sedangkan waktu bicara "kapan" terjadinya sejarah itu. Simpel kan?Â
Jadi, apapun yang terjadi pasti ada sejarahnya. Apapun yang ada hari ini pasti sudah ada "tempatnya" ada "waktunya". Tentu semua atas kehendak-Nya. Lalu, mengapa masih ada orang-orang yang tidak mampu menerima "keberadaan" orang lain? Siapa yang jadi presidennya, siapa yang jadi pemimpinnya? Pasti sudah ada "tempat" dan "waktu" yang sudah diatur-Nya. Tapi sayang, masih banyak orang yang bersikeras membenci atau menghujat karena bukan pilihannya. Mungkin, mereka lupa pada sejarah ...
Agak benar sih, orang-orang yang lupa sejarah bahkan lupa masa lampaunya pasti mereka telah kehilangan identitas. Krisis percaya diri pada dirinya sendiri sekalipun. Buat saya, pikiran dan mungkin perilakunya bisa berbahaya buat dirinya sendiri.
Sejarah memang hanya masa lampau. Sejarah pun cukup untuk dikenang. Maka jangan pernah pula "hidup" dalam sejarah. Tapi dengan sejarah, kita bisa belajar tentang adanya "perubahan" dalam hidup manusia dan adanya "kesinambungan" dalam diri manusia. Tidak ada yang terjadi dan kita alami hari ini, tanpa ada dukungan dari sejarah. Â Kita begini ini, karena ada perubahan dan kesinambungan atas sejarah yang ada. Karena selalu ada ruang dan waktu yang berbeda dalam hidup manusia.
Sejarah pula yang bikin hidup manusia itu dinamis, bukan statis. Maka apapun yang terjadi pada diri kita hari ini, pasti ada dan sesuai sejarahnya. Bahkan secara kodrati pun, bumi tempat berpijak manusia pun akan mengulang sejarahnya hingga kiamat tiba nantinya. Manusia di masa tuanya pun akan mengulang masa kecilnya. Bahkan anak krakatau yang menjadi sebab tsunami menewaskan 400 orang lebih pun mengulang periode sebelumnya.
Jadi tidak usah berontak terhadap sejarah. Tapi bersikaplah untuk menerima sejarah lalu memperbaikinya. Tidak ada guna membenci dan menghujat keadaan, apalagi orang lain bagi mereka yang tahu sejarah.
Jangan lupakan sejarah, Nak!