Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Make Indonesia Silent Again

13 Oktober 2018   16:41 Diperbarui: 13 Oktober 2018   16:43 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Good people, gimana sih cara kamu mendidik negara ini?

Apa harus berkoar-koar seolah kamu benar dan negara ini salah. Atau kamu lebih mudah melihat yang kurang daripada yang lebih. Atau kamu menag gemar mencari yang jelek daripada yang baik. Kamu kadang lupa good people. Cara sederhana mendidik Negara ini adalah memberikan kepercayaan sepenuhnya. Agar Negara tetap bisa melakukan yang terbaik buat rakyatnya, buat bangsanya. Tanpa perlu kita mencari kesalahannya, kekurangannya. Lalu sambil memata-matai Negara untuk mengumpulkan borok menurut versi kita saja.

Mendidik Negara, dimana pun memang tidak mudah good people.

Apalagi bila kita hanya mampu melihat yang kurangnya saja. Lalu lupa, masih banyak yang harus disyukuri. Mendidik negara itu harus dan boleh. Tapi bukan dengan menebar kebohongan, ekpresi emosi personal terus dilampiaskan ke mana-mana. Percayalah, tidak ada negara yang ingun menyusahkan rakyatnya. Apalagi memiskinkan ...

Good people, rakyat di manapun, bukan di sini saja. Sangat boleh mengontrol, mengkritisi negaranya. Sekali lagi, sangat boleh dan sah-sah saja. Tapi mengontrol atau mengkritisi itu tidak sama dengan mencari kesalahan atau mencemooh. Orang atau negara sekalipun.

Kalau good people, ingin dihormati orang lain. Kenapa orang lain gak boleh dihormati pula. Kalo good people ingin negara ini kuat. Kenapa orang lain gak boleh bikin negara ini kuat dengan caranya pula. Semua itu ada waktunya, good people. Jadi, make Indonesia silent again dululah ...

Good people. Kadang emang ada orang yang bilang ingin kuat tapi membuat yang lain lemah. Kadang ada orang yang ingin sejahtera tapi membuat orang lain gak sejahtera. Jangan negara good people, agama pun udah menjamin hak-hak setiap orang maupun masyarakat sesuai kehendak-Nya. Asal tetap "berdiam dalam kebaikan", bukan mencari salah dan aib orang lain bahkan negaranya.

Good people, kurangilah bila gak bisa berhenti mencari keburukan atau kesalahan orang lain. Sayang banget, energi habis untuk hal yang sia-sia. Gunung itu anugerah Allah. Tapi di mata orang-orang yang berprasangka buruk. Gunung itu sama sekali tidak indah. Melainkan merusak pemandangan.

Manusia emang suka gitu ya good people. Sering lupa mana yang boleh mana yang gak boleh. Mana yang benar mana yang gak benar. Mana yang bohong mana yang gak bohong. Maunya saling menyalahkan, saling menyindir. Kalo orang lain gak sempurna, apa kita sempurnya ya good people? Maka sebelum cari salah orang lain, cari dulu salah diri sendiri.

Kata pepatah, semut di seberang lautan tampak; gajah di pelupuk mata tak tampak.
Karena kita egois, terlalu bernafsu untuk mencari kesalahan orang lain. Ingin menang dengan cara melemahkan yang lain.

Good people, jangan lupa ya. Orang yang sibuk mencari-cari kejelekan orang lain dan melupakan kejelekannya sendiri. Pasti, hatinya buta, badannya pun cepat letih. Maka makin sulit baginya meninggalkan kejelekan dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun