Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penjurian Anugerah Sastra VoI RRI 2018; Menguak Cerpen Buruh Migran Indonesia

8 Oktober 2018   21:33 Diperbarui: 8 Oktober 2018   22:01 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Voice of Indonesia Stasiun Luar Negeri RRI untuk kali kedelapan menggelar Anugerah Sastra "Guratan pena 2018" sebagai ajang ekspresi karya sastra berbentuk cerpen dari para penulis buruh migran Indonesia yang ada di luar negeri. Ada 23 judul cerpen terbaik yang masuk babak final, yang diseleksi dari program acara Voice of Indonesia RRI selama setahun lalu.

Dewan Juri Anugerah Sastra "Guratan Pena 2018" VoI RRI, yang terdiri dari: 1) Irwan Kelana (Cerpenis & Redaktur Senior Republika), 2) Syarifudin Yunus (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unindra), dan 3) Erlis Nur (Badan Bahasa) hari ini "bersidang" untuk menentukan pemenang. Ikut hadir tim VoI RRI; Asep, Rita Asmara, dan Sri Unun di Kantor RRI Jakarta, Senin 8 Oktober 2018.

"Luar biasa, kualitas cerpen para penulis buruh migran dalam Anugerah Sastra Guratan pena tahun 2018 ini sangat bagus. Ceritanya mengharukan lagi mengejutkan. Skor-nya berbeda tipis. Melalui diskusi yang ketat, akhirnya dewan juri berhasil mendapatkan tiga terbaik" ujar Irwan Kelana, Ketua Dewan Juri Anugerah Sastra VoI RRI 2018.

Kali ini cerpen-cerpen yang masuk berasal dari buruh migran di berbagai Negara, seperti Hongkong, Taiwan, Malaysia, Polandia dan Mesir. Kriteria penilaian didasari pada ide cerita, latar, dan alur-konflik.

Anugerah Sastra Guratan Pena 2018 VoI RRI menjadi bukti adanya potensi sastra perantauan, yang lahir dari guratan pena para buruh migran Indonesia di luar negeri. Di tengah hiruk-pikuk politik dan dinamika bangsa Indonesia, VoI RRI mampu menjadi barometer lahirnnya ekspresi sastra sebagai ungkapan suara hati orang Indonesia yang "rindu" pada tanah airnya.

Terlepas dari tantangan para buruh migran selama bekerja di luar negeri, setidaknya cerpen telah berhasil menjadi "ruang ekspresi" para buruh migran dalam menyalurkan bakat menulis, di samping menyuarakan kerinduan melalui karya sastra.

"Anugerah Sastra dari VoI RRI ini adalah bentuk diplomasi budaya yang efektif dalam memotivasi para buruh migran Indonesia. RRI berhasil menerobos ruang sastra untuk menyatukan anak bangsa di luar negeri. Acara ini wajib ada dan patut didukung oleh lembaga lain seperti Depnaker atau BNP2TKI" tambah Syarifudin Yunus, anggota dewan juri.

Ajang Anugerah Sastra VoI RRI 2018 ini pun menegaskan sifat sastra yang universal. Dan selalu ada cara berbeda untuk menuangkan ekpsresi kerinduan pada tanah air melalui untaian kata-kata di atas kertas, dalam bentuk cerita pendek. Nantikanlah, acara penghargaan Anugerah Sastra Guratan Pena 2018 dari VoI RRI pada November 2018 nanti.

Hai para buruh migran, ekspresikan kerinduanmu melalui karya sastra. Ceritakanlah seperti apa yang kamu rasakan .... #GuratanPena2018 #AnugerahSatraRRI #VoIRRI

Dokpri
Dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun