Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Milenial Perlu Kultur Peduli Pensiun, Kurangi Jajan Kopi

26 September 2018   14:12 Diperbarui: 26 September 2018   17:01 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kaum milenial perlu kultur peduli pensiun, kurangi jajan kopi. Hebat di masa muda pun harus keren di hari tua, di masa pensiun.

Apa ciri terpenting generasi milenial?

Hidup generasi milenial itu fokusnya "saat sekarang" dan cari solusi atas apapun dengan cara "instant".  Itulah gaya hidup dan habit para milenial yang diduga mencapai 60 juta orang di Indonesia.

Jadi milenial itu prospek atau pasar yang harus digimanakan?

Maka penting untuk mengkampanyekan "kultur peduli pensiun untuk milenial". Itulah petikan yang disampaikan Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI saat memberi keynote speech dalam Seminar Nasional "Prospek, Tantangan, dan Strategi Pengelolaan Dana Pensiun di Era Milenial" yang diselenggarakan ADPI hari ini, 26 September 2018 di Hotel Bidakara. Acara ini dihadiri sekitar 400 peserta dan dibuka oleh Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI. Ikut hadir Riswinandi (Komisioner OJK - Kepala Eksekutif IKNB OJK) dan Suheri (Ketua Umum ADPI).

Oleh karena itu, industri dana pensiun harus lebih menyentuh generasi milenial bahkan masyarakat dan pekerja dimanapun berada. Maka sosialisasi dan edukasi secara berkelanjutan lagi masif akan pentingnya perencanaan masa pensiun bagi milenial sangat mendesak untuk dilakukan sekarang. Sekali lagi, sekarang bukan nanti.

Sri Mulyani pun menyampaikan alasan untuk hadir di acara ADPI ini sebagai kepedulian terhadap industri dana pensiun. Beliau menyoroti pengelola dana pensiun yang harus memiliki "akal panjang" lebih berorientasi masa depan, bukan hanya waktu sesaat. Oleh karena itu, setiap pengelola dana pensiun harus punya 1) integritas dan 2) kompetensi dan profesionalisme. "Karena di tangan pengelola dana pensiun, yang pekerja dititipkan. Pengelola dan pensiun gak boleh kagetan, ikut-ikut heboh terhadap kebijakan. Kerjakan saja yang harusnya kita kerjakan" ujar Sri Mulyani.

Lebih lanjut lagi, Menkeu RI menjelaskan bahwa saat ini Dana Pensiun itu gak keren, karena kontribusinya gak nyampe 2% dari GDP, dananya baru Rp 266 trilyun. Bandingkan dengan di Thailand yang sudah mencapai 6% dari GDP. Bahkan Kanada, dana pensiunnya sudah mencapai 70% dari GDP. Maka penting, untuk mengubah mind set masyarakat agar mau menyisihkan sebagian uangnya untuk dana pensiun.

"Ekonomi kita itu gak bakal rentan klbila dana  jangka panjangnya besar, bila dana pensiunnya banyak. Maka ajak milenial untuk ngopi-nya jangan tiap hari tapi dua hari sekali" tambah Sri Mulyani.

Lalu bagaimana dana pensiun bisa menerobos generasi milenial?

Kenali terlebih dulu. Bahwa generasi milenial itu memiliki karakter 3C (Creative, Connective, Confidence). Itu berarti, dana pensiun harus bisa menyajikan produk terbaik untuk mereka, produk dana pensiun yang didukung perangkat teknologi canggih, lebih ke aplikasi dan mobile. Sehingga milenial dapat meng-akses dimana saja dan kapan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun