Maka wanita zaman now. Sepertinya harus mereposisi diri, yang semua orientasi dunia berubah menuju orientasi akhirat. Bukan lagi jadi wanita yang sibuk memerdekakan diri sendiri dari berbagai obsesi dan mimpi. Tapi wanita yang tetap "membumi" menjalankan peran dunia sebagai jembatan menuju akhirat. Wanita tidak lagi fisik material tapi wanita yang lebih batin ruhaniah.
Kartini zaman now. Kartini era milenial. Kaum wanita yang tetap dalam fitrahnya lagi mampu menyelaraskan hak dan tanggung jawab sebagai hamba Allah. Itu sudah cukup.
Kartini zaman now. Bukanlah mereka yang berjuang untuk emansipasi lalu menyalahgunakannya sebagai kedok 'kebebasan'. Karena emansipasi bukanlah pemberontakan wanita terhadap kodrat kewanitaannya.
Jika hari ini. Masih ada anak-anak yang kesepian hingga terlibat narkoba. Jika hari ini masih ada anak-anak yang dicaci maki ibunya karena ia merasa sudah berjuang mati-matian untuk anaknya. Bahkan jika hari ini, masih ada anak-anak yang "terluka hatinya" karena ibu mereka. Itu tanda bahwa Kartini hanya sebatas ambisi bukan sikap.
Kartini itu sikap, emansipasi pun sikap. Bukan ambisi
Tidak akan pernah ada pada kaum wanita yang mampu berkata "ya" kepada orang lain. Tapi mudah berkata "tidak" untuk keluarganya.
Kartini zaman now hampir lupa.
Bahagia itu bukan hanya di dunia tapi harus diperjuangkan hingga akhirat. Kebahagiaan itu bukan mereka yang ciptakan. Bukan pula pemberian Tuhan untuknya. Karena bahagia adalah perjuangan yang direstui oleh Tuhan.
 Jadi sungguh, Kartini adalah sebuah sikap bukan ambisi.... ciamikk. #SelamatHariKartini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H