Rendahnya persentase minat baca anak Indonesia yang hanya 0,001 persen harus disikapi serius bangsa Indonesia. Apalagi di tengah gempuran era digital, terobosan baru untuk meningkatkan minat baca anak-anak Indonesia penting untuk digalakkan kembali. Budaya literasi sebagai gerakan massal menjadi tidak berguna. Bila tidak didukung langkah nyata untuk wujudkan perilaku membaca buku di kalangan anak-anak Indonesia.
Salah satu langkah nyata yang diperlukan untuk tingkatkan minat baca anak adalah memberi kemudahan akses bacaan kepada anak-anak di seluruh pelosok nusantara. Di samping memperbanyak taman bacaan masyarakat (TBM) di desa-desa atau di kampung-kampung yang selama ini kesulitan mendapat akses buku bacaan.
Berangkat dari kepedulian itu, TBM (Taman Bacaan Masyarakat) Lentera Pustaka yang berlokasi di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kaki Gunung Salak Bogor mengusung motto #BacaBukanMaen. Melalui motto tersebut, TBM Lentera Pustaka bertekad mengakrabkan anak-anak dengan buku. Membaca buku bisa sambil bermain, dan bukan main terus-menerus tanpa diimbangi dengan membaca buku.
"Kami di TBM Lentera Pustaka mengusung #BacaBukanMaen. Itu artinya, program yang dijalankan tidak hanya di taman bacaan tapi dapat dilakukan sambil bermain di kebun, di sungai, maupun di jalanan. Spiritnya, kita ingin akrabkan anak-anak dengan buku, di manapun mereka berada" ujar" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka di Bogor.
Selain jam baca yang diselenggarakan 3 kali seminggu, TBM Lentera Pustaka pun menjalankan program-program yang menarik untuk memacu minat dan tradisi baca sekitar 120 anak yang menjadi anggota. Mulai dari event bulanan dengan menghadirkan "tamu dari luar", laboratorium baca setiap minggu, membaca di sungai, membaca di kebun, membaca di jalanan, dan edukasi ekstrakurikuler untuk memotivasi anak agar lebih gemar dalam membaca.
Saat ini TBM Lentera Pustaka memiliki 2.500 koleksi buku bacaan yang seluruhnya donasi para simpatisan dan dikelola oleh 2 petugas literasi. Kawasan di sekitar TBM Lentera Pustaka rencananya akan dijadikan "kampung baca" sebagai komitmen membangun tradisi baca dan buadaya literasi yang kuat di kalangan anak-anak.
Sebagai bagian pemberdayaan masyarakat, TBM Lentera Pustaka saat ini tengah menggagas berdirinya "Wisata Literasi Lentera Pustaka" sebagai wisata literasi pertama di Indonesia, sebuah perjalanan wisata yang mengharuskan wisatawan sambil membaca buku sambil menyusuri sungai dan  kebun dengan spot-spot foto yang menarik.
"Dinamika zaman now telah menyikrkan buku dari sisi kehidupan setiap anak. Untuk itu, TBM Lentera Pustaka ingin mengembalikan fitrah anak sebagai pembelajar untuk tetap bsia membaca buku. Cara sederhana membangun budaya literasi zaman now adalah akrabkan anak dengan buku. Itu saja yang ingin dijalankan TBM Lentera Pustaka" tambah Syarifudin Yunus.
Maka suka tidak suka, kesadaran orang tua dan pendidik untuk mengkampanyekan pentingnya budaya literasi tidak boleh berhenti. Imbauan kepada anak-anak untuk tetap membaca dan terus membaca harus selalu didengungkan. Kampanye akan pentingnya membaca bagi anak-anak harus terus ditegakkan oleh semua pihak.
"Budaya literasi di anak-anak kita hampir hilang. Untuk itu, semua pihak baik korporasi dan individu harus peduli terhadap tradisi baca anak-anak. Inilah saatnya kita turun tangan dan terjun langsung membangun budaya baca anak-anak kita. Jika tidak, mereka akan terlindas zaman" ujar Syarifudin Yunus.
Indonesia akan hebat, keluarga akan hebat bila anak-anak yang ada di dalamnya selalu mau membaca dan dekat dengan buku. Anak-anak akrab dengan buku. Namun sebaliknya, kita akan sengsara bila anak-anak semakin jauh dari buku.