Zaman now, tiap orang boleh punya kehebatan masing-masing. Tapi itu semua tidak menjadi berarti bila tidak dituliskan. Perasaan, pengetahuan, bahkan pengalaman sehebat apapun. Menjadi tidak berguna dan tidak diapresiasi orang lain karena tidak dituliskan. Ide dan gagasan sebesar apapun. Sama sekali tidak berguna jika hanya sebatas ide tanpa mau dituliskan secara nyata. Untuk itu, sangat dibutuhkan kemampuan "menulis kreatif".
Menulis kreatif memamg tidak mudah tapi bukan berarti tidak bisa. Menulis kreatif seringkali jadi momok bagi banyak orang. Mengapa? Karena menulis dianggap susah alias sulit. Bisa jadi iya. Karena mungkin selama ini, menulis lebih dilihat sebagai pelajaran, sebagai teori. Â Padahal hakikatnya, menulis adalah sebuah perilaku yang sangat membutuhkan keberanian. Sungguh, menulis tidak membutuhkan ruang kuliah atau buku semata. Tapi menulis adalah perbuatan, tindakan nyata untuk menuangkan ide dan gagasan secara tertulis. Resep terbaik dalam menulis adalah tulis, tulis, dan tulis. Bukan niat, niat lalu lenyap....
Selain menulis sebagai proses, menulis kreatif pun bertumpu pada mentalitas kreatif. Mentalitas untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda dari kebanyakan orang. Berbeda karena tidak biasa. Kreatif itu adacpada diri setiap orang. Karena kreatif adalah potensi. Bukan soal besar atau kecil kreativitas. Tapi bagaimana cara kita menemukan dan memperlalukan potensi kreatif yang kita miliki.
Maka saya menyebutnya "menulis kreatif" bukan "penulisan kreatif". Menulis kreatif lebih ke proses bukan orientasi hasil. Lebih pasnya, menulis kreatif adalah aktivitas karena menekankan pada sikap aktif seseorang untuk menulis, kemudian mampu menemukan proses kreatifnya agar tulisan menjadi baik dan menarik. Kalau "penulisan kreatif" kesannya terlalu statis. Penulisan kreatif lebih dekat ke karya yang sudah jadi, orientasinya pada hasil karya. Menulis kreatif sesungguhnya adalah proses menuangkan ide atau gagasan sebagai wujud pengendalian pikiran-pikiran kreatif agar dapat menjadi tulisan yang baik dan menarik. Boleh jadi, menulis kreatif adalah ekspresi cara berpikir dalam menuangkan ide gagasan yang tidak bisa ke dalam bentuk tulisan yang beda. Maka menulis kreatif adalah menulis untuk sastra. Entah itu, berupa puisi, cerpen, novel maupun naskah drama.
Jadi, menulis kreatif adalah proses (process) yang apabila dilakukan dengan baik tahapannya secara konsisten maka akan menjadi keterampilan (skill) untuk melahirkan karya yang beda, karya sastra yang memiliki "jalan kreatifnya" sendiri.
Patut diketahui, menulis kreatif juga dekat dengan imajinasi. Walau tidak semua imajinasi adalah pikiran kreatif. Oleh karena itu, menulis kreatif masuk ke dalam pembelajaran sastra, lawannya menulis ilmiah. Roh dari menulis kreatif adalah adanya orientasi sastra, cara pandang terhadap suatu hal yang beda, dan gaya bahasa yang tidak biasa. Menulis kreatif harus memadukan proses menulis dengan kreativitas sebagai mentalitas seseorang. Bukankah imajinasi yang dituangkan ke dalam tulisan lebih baik daripada kita menyimpan imajinasi itu sendiri?
Puncak tertinggi dari menulis kreatif adalah menghasilkan KARYA KREATIF dengan segala kekurangan dan kelebihannya (perlu ada keberanian untuk menulis sebuah karya sastra apapun bentuknya). Lebih rendah dari berkarya adalah mampu bergelut dengan PENGALAMAN KREATIF dan ESTETIS. Kita harus mengalami atau melakukan kegiatan kreatif untuk melatih kepekaan, misalnya dengan membaca puisi, cerpen, novel atau mementaskan naskah/teater. Atau yang paling minim dalam menulis kreatif, kita harus bergumul dengan ILMU PRAKTIS tentang apa dan bagaimana berproses untuk mencipta karya sastra, bukan mempelajari ilmu sastra.
Untuk itu, sebelum terjun ke dunia menulis kreatif, seseorang harus memiliki modal penting seperti: 1) memiliki hasrat kuat untuk menulis, 2) harus banyak membaca untuk memperkaya cerita, 3) mau membuka diri untuk belajar dari penulis lain, 4) memiliki pemikiran yang mapan dan matang, 5) mencintai alam sebagai stimulus kreativitas, 6) memiliki ekspresi idiomatik, 7) harus peka terhadap keadaan, dan 8) harus dekat dengan sastra.
Di zaman now, di era seperti sekarang, kita tidak cukup hanya menulis atau menghasilkan ide. Tetapi juga diperlukan sikap kreatif yang terus-menerus. Sikap yang beda untuk membaca "pasar" dan menelurkan karya-karya millenial. Bayangkan jika kita memiliki kemauan dan kemampuan untuk membuat naskah untuk sinetron atau "short story" setingkat FTV. Atau membuat puisi atau cerpen yang dapat dipublikasikan di media cetak. Sungguh, bukan hanya dapat oncome tapi bisa jadi peluang profesi yang ciamikk. Hampir semua orang terkenal di bidang seni atau sastra saat ini, adalah mereka yang memiliki mentalitas "kreatif" yang dipadu dengan keterampilan menulis. Jadilah karya buah tangan menulis kreatif yang  luar biasa!
Mengapa menulis kreatif?
Ya, karena menulis kreatif memiliki dua point penting; 1) kemampuan menulis yang baik dan 2) kreativitas sebagai cerminan karya yang BEDA dibandingkan yang lain sehingga menarik perhatian orang lain.