Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seberapa Penting Program Pensiun DPLK untuk Anda?

19 Maret 2018   16:03 Diperbarui: 19 Maret 2018   16:02 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seberapa penting program pensiun DPLK untuk Anda?

Agak sulit menjawab pertanyaan itu. Karena  bila kita masih berjiwa konsumtif dan orientasinya pada gaya hidup, maka program pensiun tidak penting. Apalagi bila mind set kita menyatakan soal pensiun, "gimana nanti" saja. Sudah pasti program pensiun tidak penting jadinya.

Tapi tahukah kita?

Bahwa 7 dari 10 pensiunan di Indonesia mengalami masalah keuangan. Masa pensiun mereka tidak sebaik masa bekerja karena dana yang tersedia tidak cukup. Hal ini dipertegas hasil riset yang mengungkap "73% pensiunan pada akhirnya bergantung kepada anak atau keluarganya" karena persoalan keuangan. Kondisi itu tidak masalah apabila anak-anaknya atau keluarganya tergolong mampu. Tapi bila tidak mampu, bukankah akan menjadi beban bagi mereka?

Seberapa penting program pensiun DPLK untuk Anda?

Mungkin patut dipahami dulu. Waktu dan masa hidup itu terus berputar. Tahun demi tahun cepat berlalu. Sepertinya belum lama kita bekerja. Tapi tanpa terasa, tiba-tiba tidak berapa lama lagi kita dihadapkan pada kenyataan akan segera memasuki usia pensiun. Bertahun-tahun bekerja, punya gaji dan menafkahi keluarga. Tapi di saat masa pensiun tiba, gaji tetap setiap bulannya tidak ada lagi. Nah jika kondisi ini terjadi, sungguh setiap pekerja membutuhkan kesiapan mental. Siap secara mental untuk tidak bekerja lagi, tidak sibuk lagi dan bahkan tidak berpenghasilan lagi.

Selain siap mental, setiap pekerja pun harus siap dari segi keuangan untuk membiayai kehidupan di masa pensiun, saat tidak bekerja lagi saat tidak berpenghasilan lagi. Oleh karena itu jawabnya, sangat penting untuk mempersiapkan program pensiun khususnya DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Agar tersedia jaminan finansial di masa pensiun, di samping adanya kesinambungan  penghasilan saat di hari tua.

Mengapa harus program pensiun DPLK?

Karena Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) merupakan lembaga Dana Pensiun untuk menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) bagi perorangan, baik karyawan perusahaan maupun pekerja mandiri. Pekerja suatu perusahaan dapat menyisihkan sebagian dana setiap bulannya untuk disetor ke DPLK sebagai tabungan pensiun. Tentu, semakin cepat semakin baik karena dananya dapat berkembang lebih optimal.

Dibandingkan instrumen investasi yang lain, DPLK adalah kendaraan yang paling pas untuk memastikan ketersediaan dana pekerja di saat pensiun. Agar dapat memenuhi kebutuhan biaya dan gaya hidup di masa pensiun. Karena DPLK memang diadakan dan diselenggarakan untuk program pensiun. Khusus untuk keperluan masa pensiun, DPLK dapat menjadi solusi keuangan bagi pensiunan atau ahli waris/keluarganya.

Survei membuktikan bahwa diperlukan dana 70%-80% dari gaji terakhir untuk hidup sejahtera di masa pensiun. Sementara program wajib yang ada seperti JHT tidak mencukupi. Maka diperlukan program tambahan untuk masa pensiun atau hari tua seperti program pensiun DPLK.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun