Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Untuk Kamu yang Gemar Menolak Panggilan

2 Maret 2018   13:23 Diperbarui: 2 Maret 2018   13:31 1797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara panggilan manusia sering ditolak. Manusia satu memanggil manusia lainnya berkali-kali. Gak pernah digubris, alias dicuekin. Hingga berteriak-teriak gak jelas, bersuara keras, kencang lalu marah-marah. Bahkan zaman now pun, terlalu mudah saling mencaci maki, menghujat seolah telah menguasai dunia. Entah, siapa sebenarnya manusia itu? Mengaku hamba tapi mengambil hak-hak Allah.

Panggilan Allah. Hanya 3 kali saja seumur hidup manusia.

Pertama, adalah panggilan ADZAN. 

Panggilan yang sangat jelas terdengar di telinga kita. Panggilan untuk sholat. Maka sholat adalah jawaban atas panggilan Allah ini. Hebatnya Allah masih fleksibel, DIA gak marah kok kalo kita telat mengerjakannya. Bagi yang gak sholat pun. Allah gak marah seketika. Allah masih kasih rezeki, sehat, bahagia. Itulah kehebatan Allah. Lalu, masihkah kita ingin lalai dari panggilan Allah yang ini? Penuhilah panggilan Adzan, dan sholatlah mumpung masih ada waktu.

Kedua, adalah panggilan HAJI.

Panggilan yang sangat halus, hanya dirasakan oleh hati dan iman. Allah memanggil hamba-Nya untuk melaksanakan haji, walau sifatnya "bergiliran". Dengan ber-ihram dan melafazkan "Labaik Allahuma Labaik", sungguh kita sedang menjawab panggilan-Nya. Panggilan ini hanya Allah yang tahu. Karena tiap hamba-Nya mendapatkan kesempatan yang berbeda satu sama lainnya. Ada yang punya uang tapi belum pergi haji. Ada yang gak punya uang tapi bisa pergi haji. Ada yang sudah rencana gak sempat pergi, ada yang belum rencana tapi berangkat. Tapi banyak yang merencanakan dan terkabul, Alhamdulillah. 

Ketiga, adalah panggilan KEMATIAN.

Panggilan Allah yang ini harus dijawab dengan amal sholeh. Bahkan jika sudah gak mempan lewat panggilan ADZAN dan panggilan HAJI, Allah pun pasti siap memanggil manusia dengan KEMATIAN. Karena "qullu nafsin zaiqotul maut", setiap manusia pasti akan merasakan mati. Hidup dan mati manusia hanya di tangan Allah. Di banyak kasus, Allah tidak memberikan tanda-tanda secara langsung akan datangnya kematian. Ada yang mati muda, ada yang mati tua. Ada yang mati karena sakit, ada yang mati tanpa sakit. Sungguh, KEMATIAN rahasia Allah sebagai bukti panggilan Allah. KEMATIAN, gak akan mampu dijawab dengan lisan atau gerakan. Hanya AMAL SHOLEH yang bisa menjawabnya.

Maka, jawablah ke-3 panggilan Allah dengan hati dan sikap kita yang khusnul khotimah. Jangan tolak panggilan Allah, jangan sama sekali.

Sahabat, dunia ini sementara. Tapi akhirat kekal abadi selamanya. Bersiaplah untuk menuju-Nya, penuhilah panggilan Allah. Silakan kita tolak panggilan manusia yang lain. Tapi kita gak mungkin menolak panggilan Allah. Itu pasti ....

Maka di dunia, kita gak perlu menghisab orang lain seolah-olah kita bertindak seperti  Tuhan. Kita semua hanyalah hamba-hamba-Nya, hanya manusia biasa yang gak luput dari salah dan dosa. Dan mintalah ampun kepada Allah, dan sekali lagi penuhi panggilan Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun