Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kaum Milenial, Jago Cari dan Buang Uang

15 Februari 2018   17:20 Diperbarui: 15 Februari 2018   17:26 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Kaum milenial itu hebat. Pintar cari uang. Tapi jauh lebih pintar buang uang untuk gaya hidup.

Kaum milenial harusnya tersentak ketika Presiden Joko Widodo membeli motor "Chopper" seharga Rp140 juta pakai uang pribadi. Kaum milenial zaman now bisa jadi banyak uangnya, tapi belum tentu bisa beli barang yang bisa memuaskan hobi-nya.

Kaum milenial pasti paham profesinya, apalagi kondisi uangnya. Sayangnya, gak banyak kaum milenial punya "cara pandang" yang pas tentang uang. Sementara kaum milenial, bisa jadi disebut generasi paling fenomenal di abad ini, selain terlahir di era teknologi yang serba canggih, kaum milenial dikenal juga sebagai kelompok anak muda yang sangat kreatif dan menyukai tantangan. Orientasi hidup mereka bertumpu pada kinerja. Wajar, kaum milenial terlalu mudah menghasilkan uang. Hidupnya pun idealis.

Hampir 32% penduduk Indonesia saat ini isinya kaum milenial. Mereka, generasi muda berusia 17-34 tahun yang sangat produktif. Di tangan mereka, bangsa ini akan semakin besar. Semakin mudah dibikin maju. Namun sayang, gaya hidup kaum milenial biasanya kurang terencana, kurang terkontrol.

Satu hal saja, kaum milenial tergolong sulit mengatur keuangan. Mereka lebih senang memprioritaskan gaya hidup dan kadang bersikap hedonis. Pikirannya idealis. Namun, cara mereka mengelola keuangan minimalis. Di mata kaum milenial, uang terlalu mudah dicari, tapi mudah pula untuk dihamburkan.

Perilaku paling kentara kaum milenial adalah lebih suka gaya hidup daripada menabung. Nongkrong di kafe, belanja fashion hingga beli gadget adalah gaya hidup mereka. Itu semua jadi prioritas kaum milenial. Maka di saat yang sama, menabung atau investasi relatif diabaikan. 

Konsekuensinya, sebagian besar kaum milenial tidak punya anggaran bulanan yang baik. Uang mudah datang, tapi mudah pergi. Bahkan mungkin, menjadi "lebih besar pasak daripada tiang". Lebih banyak uang yang keluar daripada uang yang masuk.

Sebagai solusi keuangan, kaum milenial zaman now harus mulai "aksi nyata" untuk mengatur keuangan jangka panjang. Mulai menabung atau investasi di saat uang banyak. Dan tetap punya gaya hidup tanpa melupakan investasi. Sehingga hari ini tetap dapat dinikmati.Tapi hari esok pun tetap sejahtera. Karena uang yang diperoleh hari ini, belum tentu sama banyaknya dengan yang diperoleh hari esok.

Maka solusinya, tidak ada pilihan lain. Kaum milenial harus mulai berani investasi. Dengan menunda sedikit kenikmatan hari ini untuk alokasi kesejahteraan di hari depan. Caranya, mulailah untuk melirik alternatif investasi. 

Tentu, investasi yang sesuai dengan kaum milenial. Lalu apa investasi yang paling pas untuk kaum milenial? Tentu bukan properti, bukan pula tabungan. Tapi yang paling pas adalah Reksa Dana. Menyetor uang untuk dibelikan Reksa Dana sesuai tujuan investasi dan keuangan Anda.

Uang di mata kaum milenial harus diubah dari "gaya hidup' menuju ke "investasi". Tentu, pilih cara yang mudah dan sederhana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun