Data statistik menegaskan; saat ini usia harapan hidup di Indonesia untuk perempuan 72 tahun dan laki-laki 69 tahun. Apa artinya ? Artinya, orang Indonesia masih akan tetap hidup selama 14-17 tahun setelah pensiun, setelah tidak bekerja lagi. Lalu, apakah keadaan ekonomi dan uang pensiun kita cukup untuk membiayai diri sendiri ?
“Maka dari itu, hidup tidak boleh malas. Harus aktif dan kerjakan aktivitas kita. Agar di masa tua atau masa pensiun tetap happy” ujar Eyang Tedjo (lansia 93 tahun) di Panti Werdha Cibubur Jakarta.
Dalam upaya mewujudkan kepedulian sosial kepada kaum pensiunan atau lansia, Pension Day 2017 hari ini menyelenggarakan Kunjungan Sosial ke Panti Werdha Cibubur bertajuk “Pension Day Berbagi; Let’s Talk About LOVE”. Sekitar 40 team Pension Day yang terdiri dari OJK, Perkumpulan DPLK, ADPI dan ASABRI menyambangi 110 lansia penghuni Panti Werdha untuk berbagi kepedulian dan bercengkrama sebagai refleksi terhadap kehidupan di masa pensiun, di hari tua.
Dengan bantuan senilai Rp. 45 juta, baik dalam bentuk perlengkapan lansia seperti kursi roda, selimut, bantal, minyak gosok, pampers dang uang tunai disumbangkan Team Pension Day kepada pihak Panti Werdha Cibubur yang diterima langsung oleh lansia dan Bapak Ibnu Abbas sebagai perwakilan Panti. Penyerahan dilakukan langsung oleh Bapak Zulkarnaen (ASABRI), Bapak Nur Hasan Kurniawan (PDPLK), Bapak Wahyu (ADPI) disaksikan oleh Ibu Nanie (OJK).
Ada keceriaan bagi para lansia, di samping ada pilu di mata mereka.
Karena faktanya, hampir setengah dari lansia yang ada di panti ini adalah pensiunan. Dengan rata-rata uang pensiun berkisar di antara Rp. 700.000 s.d. 4.000.000. Sungguh, uang pensiun yang jauh dari cukup. Mereka memang happy berada di Panti, kondisi ini sekaligus menjadi “pembelajaran” bagi para pekerja akan pentingnya mempersiapkan masa pensiun dan hari tua agar tetap nyaman dan sejahtera.
Patut diketahui, di antara penghuni Panti Werdha Cibubur, ada yang pensiunan Guru Besar Universitas, Perwira TNI, Orang Asing yang memilih hidup di masa pensiun di Indonesia, bahkan pensiunan perusahaan terkemuka. Dan sebagian besar penghuni adalah perempuan. Sungguh, keadaan di panti werdha adalah potret kecil kehidupan di masa pensiun orang Indonesia.
Kunjungan sosial ke Panti Werdha Cibubur menyiratkan adanya pekerjaan rumah dan tantangan besar yang menanti para praktisi Industri Dana Pensiun Indonesia, khususnya kegiatan Pension Day 2017 yang baru saja dicanangkan 20 April 2017 lalu.
“Segenap praktisi dan pelaku industri dana pensiun dan hari tua harus bekerja lebih keras untuk mengajak dan memengertikan masyarakat akan pentingnya memiliki program pensiun di masa bekerja. Tujuannya agar di masa pensiun dapat hidup tetap sejahtera, tidak bergantung kepada siapapun” kata Syarifudin Yunus, Koordinator Kegitan Sosial Pension Day 2017.
Menurut data Badan Pusat Statistik per Agustus 2016, jumlah pekerja formal di Indonesia mencapai 50.207.787 pekerja, sedangkan pekerja informal mencapai 68.204.186 pekerja. Sedangkandarijumlah pekerja formal tersebut yang tercatat sebagai peserta program pensiun, baik yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK), DPLK, BPJS Ketenagakerjaan, PT Taspen, atau PT Asabrihanya17.812.224 pekerja(Des 2016).Ini berarti, baru21% pekerja formal yang telah terlindungi dengan program pensiun.Sungguh, tantangan yang besar “menghadang” masa pensiun pekerja Indonesia.
Sementara negara-negara seperti Jepang, China, Korea dan Belanda sudah mampu memberikan jaminan hari tua, jaminan sosial dan jaminan kesehatan untuk para lansia. Indonesia justru kesadaran akan pentingnya mempersiapkan masa pensiun bagi para pekerja masih terbilang rendah atau belum optimal. Maka wajar, masa pensiun atau hari tua sebagian besar pekerja di Indonesia penuh dengan “ketidakpastian’, tidak ada jaminan ketersediaan dana yang cukup untuk membiayai kehidupan setelah tidak bekerja lagi.