Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Raker Tahun 2017 di Yogya; Momentum Fighting Spirit Industri DPLK Indonesia

14 Maret 2017   09:42 Diperbarui: 14 Maret 2017   10:00 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Industri DPLK melalui Perkumpulan DPLK (PDPLK) akan menyelenggarakan Rapat kerja Nasional bersama OJK pada 16-18 Maret 2017 di Yogyakarta. Di tengah era yang penuh tantangan, Raker ini akan menjadi momentum pembuktian “fighting spirit” atau “semangat juang” para pelaku industri DPLK di Indonesia untuk memajukan dan meningkatkan pangsa pasar DPLK atau Dana Pensiun di Indonesia. Tidak mudah memang, tetapi industri DPLK di Indonesia tidak boleh “kehilangan arah” untuk memberi kontribusi dalam menyiapkan masa pensiun yang sejahtera bagi sekitar 120 juta pekerja di Indonesia.

Hingga Desember 2016 lalu, aset industri DPLK di Indonesia mencapai Rp. 63,5 Trilyun atau tumbuh 32% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka pertumbuhan ini memang di atas rata-rata dari industri keuangan pada umumnya. Namun jangan berpuas diri, karena jika dilihat dari jumlah peserta DPLK baru atau hanya 2,3 juta peserta, baik peserta mandiri maupun peserta korporasi. Sungguh, ini angka yang masih jauh dari harapan. Masih banyak pekerja di sektor formal maupun informal yang bellum memiliki program pensiun atau pesangon.

Maka melalui RAKER Tahun 2017 di Yogya, industri DPLK “ditantang” untuk memperbesar semangat juang dalam menembus pasar dan melakukan terobosan agar makin banyak masyarakat, pekerja, dan pemberi kerja yang mau memiliki program pensiun atau pesangon.

Apalagi dengan digulirkannya aturan baru atau insentif melalui POJK (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan) No. 05/2017 tentang Iuran, Manfaat Pensiun, dan Manfaat lain Dana Pensiun. Falam POJK 05 tersebut, pelaku DPLK selain menyelenggarakan program pensiun, juga dapat menyelenggarakan atau memberikan Manfaat Lain kepada Peserta. Jenis Manfaat Lain yang dapat diberikan yaitu: a) dana pendidikan untuk anak; b) dana perumahan; c) dana ibadah keagamaan; d) dana santunan cacat; e) dana santunan kematian; f0 dana santunan kesehatan; g) dana pesangon; dan/atau h) dana manfaat tambahan.

Sangat jelas, melalui POJK 05 yang baru ini, maka DPLK semestinya bisa lebih kompetitif dan mampu memenuhi tujuan keuangan dari peserta sesuai dengan kebutuhannya. Artinya, DPLK dapat menjadi “kendaraan yang tepat” untuk manfaat lain di samping manfaat pensiun atau pesangon.

Sekali lagi, memang tidak mudah industri DPLK untuk maju pesat. Mengingat mind setorang Indonesia yang belum terlalu merasa “penting” untuk mempersiapkan masa pensiun. Pensiun buat orang Indonesai, masih “gimana nanti” bukan “nanti gimana”. Belum lagi masih rendahnya tingkat literasi keuangan Dana Pensiun di Indonesia yang 10,91% dan tingkat inklusi keuangan Dana Pensiun sebesar 4,66% (Survei Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2016). Sementara di sisi lain, usia harapan hidup orang Indonesia semakin waktu semakin meningkat, kini berada di kisaran 70-an tahun menuju ke 75 tahun. Di tambah lagi, dinamika dan gaya hidup orang Indonesia yang terus meningkat semakin menggerus dan “mengalihkan perhatian” akan pentingnya program pensiun. Belum banyak orang Indonesia yang peduli untuk mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera …. Itu semua tantangan yang semakin memicu “adrenalin” pelaku industri DPLK di Indonesia.

Lalu bagaimana peta populasi pensiunan di Indonesia? Sungguh, bisa jadi sangat memprihatinkan. Di tengah tumbuhnya Generasi Y atau Generasi Milenial bahakan bonus demografi nanti, diperkirakan pada tahun 2025 nanti, Indonesia akan mengalami ledakan pensiunan yang mencapai 40 juta orang dan menjadi 71,6 juta orang pada tahun 2050. Situasi yang boleh jadi “membahayakan” jika tidak dipersiapkan dari sekarang. Kondisi ini dapat mengggangu stabilitas ekonomi nasional jika masalah ketersediaan dana di masa pensiun tidak tercukupi.

Untuk itu, industri DPLK di Indonesia sebaiknya tidak lagi hanya menghimbau masyarakat untuk #SadarPENSIUN, sadar dan mulai menabung untuk masa pensiun yang sejahtera. Tapi jauh lebih konkret untuk terus melakukan inisiatif dan terobosan yang yang lebih efektif dalam memajukan pasar DPLK atau Dana Pensiun di Indonesia, seperti melalui:

  1. Edukasi terus menerus akan pentingnya program pensiun dan pesangon

  2. Mensosialisasikan adanya Manfaat Lain Dana Pensiun, selain program pensiun

  3. Memacu layanan dan sistem teknologi yang memudahkan peserta program pensiun

  4. Membangun soliditas dan gerakan bersama di antara pelaku industri DPLK

Maka RAKER Tahun 2017 di Yogya, sekali lagi menjadi ajang pembuktian “fighting spirit” pelaku Industri DPLK di Indonesia untuk “menggempur” pasar program pensiun dan pesangon yang katanya masih sangat besar, masih terbuka lebar. RAKER yang rencananya akan dihadiri sekitar 52 peserta dari unsur OJK, 20 pelaku DPLK, peninjau, dan pembicara ini akan memberi wawasan dan perkembangan terkini terkait 1) Industri DPLK di Indonesia, 2) Manfaat Lain Dana Pensiun, 3) Sertifikasi DPLK untuk Tenaga Pemasar dan Pelaku DPLK, 4) Dana Pensiun Syariah, dan 5) Peluang &  Tantangan Industri DPLK, termasuk kagiatan Pension Day 2017 yang akan dicanangkan pada April 2017 nanti.

            Sadar akan tantangan besar di industri DPLK, seluruh pelaku DPLK berkomitmen untuk meningkatkan soliditas dan tekad kuat untuk memajukan industri DPLK di Indonesia. Melalui RAKER Tahun 2017, konvoi becak bersama, menembus tantangan di “Lava Jeep Merapi” dan menengok pesona keindahan alam di Kalibiru Yogyakarya, seluruh pelaku industri DPLK optimis dapat menambah “fighting spirit” untuk memajukan industri DPLK di Indonesia secara lebih signifikan, lebih berdaya guna bagi masyarakat Indonesia.

            Karena pelaku DPLK yakin, “kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi?”

MASA PENSIUN yang SEJAHTERA bukan hanya tergantung mereka, tetapi tergantung kita untuk memengertikan mereka.

Karena MASA PENSIUN, berarti kita dan mereka boleh berhenti dari suatu pekerjaan. Tapi kita dan mereka tidak akan pernah berhenti untuk memberi kontribusi yang sangat berarti dalam hidup.

Maka, sambutlah masa pensiun dengan berbahagia, dan tutuplah masa pensiun dengan membahagiakan orang lain. Salam #SadarPENSIUN… #PensionDay2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun