Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Uang Mudik Lebaran Rp. 120 Triliun, Setara Apa Ya?

9 Juli 2016   13:25 Diperbarui: 9 Juli 2016   13:49 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

”Sampeyan niku ajeng pindah nopo tilik sedulur to?”

Kamu itu mau pindahan atau bertemu saudara?”, begitu tanya seseorang yang kepo kepada tetangganya yang pengen mudik, pulang kampung di saat lebaran ini.

Sudahlah gak usah pengen tahu jawabnya. Nanti dibilang kepo juga lagi. Tradisi mudik atau pulang kampung di saat lebaran itu sesuatu yang biasa kok. Momen setahun sekali doang, terserah mau bilang pindahan, atau sungkem dengan orang tua. Atau nengokin kampung halaman. Apa saja boleh, asal niat dan tujuannya baik. Sekali lagi, asal niat dan tujuannya baik. Okeh …

Mudik itu tradisi, gak ada yang istimewa.  Tapi kamu tahu gak berapa uang yang beredar selama mudik lebaran tahun 2016 ini? Gak ya tahu ya. Mau dikasih tau gak. Gak juga ya. Ya udah, gak apa deh.

Ternyata, kata Bang KADIN, uang beredar selama lebaran tahun 2016 ini mencapai Rp. 120 triliun. Hitung-hitungannya begini. Katanya ada 26 juta orang mudik tahun ini, kalo rata-rata membawa uang sekitar Rp 3-4 juta per orang plus ditambah dana remitansi (uang kiriman) dari TKI yang ada di luar negeri, kira-kira jumlah totalnya Rp. 120 triliun. Ngerti kan …

Kira-kira uang beredar selama lebaran Rp. 120 triliun itu gede apa kecil ya?

Nah kalo ini harus dijawab. Buat saya, yang gak pernah lihat uang Rp. 1 milyar pasti bilang, “gilaaaa gede banget itu mah”. Boro-boro triliunan, milyaran aja gak tahu. Tapi kalo buat miliarder, mungkin biasa saja, palingan dia cuma tersenyum doang sambil mengernyitkan dahi. Dan dalam hatinya bilang, “boleh juga nih tahun depan bikin bisnis yang bisa nampung tuh uang para pemudik”. Terus kalo buat orang miskin gimana? Iya namanya juga orang miskin, jangan ngeliat uang triliunan. Mereka paling hanya bisa ngelus dada doang, bingung campur pusing. Uang segitu banyak, dia gak nyicipin sama sekali. Maaf nih, seandainya orang miskin dikasih Rp. 1 triliun saja, bisa jadi dia menghembuskan nafas terakhir. Karena kaget banget. Tapi saking baik dan jujurnya, orang miskin paling bilang, “masa bodo amat, gue gak pikirin; bukan uang gue, hidup gue gini aja mau diapain lagi”…

Uang beredar selama lebaran 2016 Rp. 120 triliun ? Itu kira-kira setara apa ya ?

Yah, namanya juga orang yang gak punya uang. Maklumin aja ya. Bisanya cuma bisa ngitungin uang orang doang.  Habis mau gimana lagi? Mau minta sama orang lain, malu. Mau ngerampok takut dipenjara. Mau korupsi gak ada yang bisa dikorupsi.  Mau lapor sama negara, takut dibilang sabar ya, tunggu dulu sesuai prioritas. Apa gak makin bingung dan pusing kalo begitu hehehe….

Jadi, uang selama lebaran Rp. 120 triliun itu setara apa sih?

Nah cakep nih pertanyaannya. Tolong di simak baik-baik ya. Begini. Uang Rp. 120 trilyun itu setara 120.000 milyar. Karena kan 1 trilyun sama dengan 1.000 milyar.  Atau boleh juga 1 trilyun itu sama dengan Rp. 1.000.000.000.000 (kalo bingung, bacanya: satu juta juta rupiah).  Uang 1 trilyun itu kalo dismpan butuh tempat sekitar 25 m3. Atau kalo diangkut pakai truk berkapasitas angkut 12 m3, berarti dibutuhkan 2 buah truk. Nah, baca ulang saja deskripsi itu sebanyak 120 kali, itu berarti sudah selesai Rp. 120 trilyun. Makin bingung campur pusing lagi nih …

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun