Bersahaja lagi Santun, begitu kenangan saya bersama Alm. Husni Kamil Manik (HKM).
Setelah menjadi Ketua KPU Pusat, saya memang gak pernah bertemu beliau lagi. Itulah wujud independensi. Tapi ketika di tahun 2010, saat dikenalkan oleh kawan Akhmad Khambali di Padang, saya mengagumi HKM sebagai sosok yang bersahaja lagi santun. Bersahaja,karena ia gak neko-neko, apa adanya saja. Bersamanya, kami ngobrol bagaimana membantu korban gempa di Padang kala itu sambil duduk di teras salah satu sekolah yang hancur. Ngobrol santai di mana saja, gak masalah. Walau saat itu, ia Ketua KPUD Sumbar untuk periode kedua. Santun, karena setiap tutur katanya lembut dan lugas, gampang dimengerti. Mudah tersenyum, hingga semuanya enteng. Tidak ada soal yang gak bisa diselesaikan, katanya.
Jika sepeninggal beliau hari ini, selama menjadi Ketua KPU Pusat, banyak tokoh nasional menyebut ia sebagai sosok yang penuh integritas, independen, memegang prinsip, dan bertangan dingin. Semua itu betul, 1.000 persen. Karena ia punya modal karakter yang bersahaja lagi santun tadi. Kalo semua pemilu atau pilkada bahkan sisi kehidupan lainnya di negeri ini dilandasi kesahajaan dan kesantunan, insya Allah hasilnya "dapat diterima" semua pihak.Di tangannya, setiap orang tahu apa yang harus dilakukannya. Ia tidak memerintah, tapi ia melakukannya. Sungguh, contoh yang patut ditiru dari beliau.
Kini ia telah tiada, menghadap Sang pencipta, Illahi Rabbi. Saya mengenang Alm. HKM, sebagai sosok muda yang bersahaja lagi santun namun tetap religius. Terima kasih atas pertemanan kita selama ini. Semoga kawan diterima amal ibadahnya, diampuni dosanya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, amiinn. Insya Allah khusnul khotimah. Selamat jalan kawan ... perjuanganmu pasti tak akan pernah pudar!! #MengenangHusniKamilManik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H