Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersahaja Lagi Santun (Kenangan Berteman dengan Husni Kamil Manik)

8 Juli 2016   22:24 Diperbarui: 8 Juli 2016   22:30 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersahaja lagi Santun, begitu kenangan saya bersama Alm. Husni Kamil Manik (HKM).

Setelah menjadi Ketua KPU Pusat, saya memang gak pernah bertemu beliau lagi. Itulah wujud independensi. Tapi ketika di tahun 2010, saat dikenalkan oleh kawan Akhmad Khambali di Padang, saya mengagumi HKM sebagai sosok yang bersahaja lagi santun. Bersahaja,karena ia gak neko-neko, apa adanya saja. Bersamanya, kami ngobrol bagaimana membantu korban gempa di Padang kala itu sambil duduk di teras salah satu sekolah yang hancur. Ngobrol santai di mana saja, gak masalah. Walau saat itu, ia Ketua KPUD Sumbar untuk periode kedua. Santun, karena setiap tutur katanya lembut dan lugas, gampang dimengerti. Mudah tersenyum, hingga semuanya enteng. Tidak ada soal yang gak bisa diselesaikan, katanya.

Jika sepeninggal beliau hari ini, selama menjadi Ketua KPU Pusat, banyak tokoh nasional menyebut ia sebagai sosok yang penuh integritas, independen, memegang prinsip, dan bertangan dingin. Semua itu betul, 1.000 persen. Karena ia punya modal karakter yang bersahaja lagi santun tadi. Kalo semua pemilu atau pilkada bahkan sisi kehidupan lainnya di negeri ini dilandasi kesahajaan dan kesantunan, insya Allah hasilnya "dapat diterima" semua pihak.Di tangannya, setiap orang tahu apa yang harus dilakukannya. Ia tidak memerintah, tapi ia melakukannya. Sungguh, contoh yang patut ditiru dari beliau.

Kini ia telah tiada, menghadap Sang pencipta, Illahi Rabbi. Saya mengenang Alm. HKM, sebagai sosok muda yang bersahaja lagi santun namun tetap religius. Terima kasih atas pertemanan kita selama ini. Semoga kawan diterima amal ibadahnya, diampuni dosanya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, amiinn. Insya Allah khusnul khotimah. Selamat jalan kawan ... perjuanganmu pasti tak akan pernah pudar!! #MengenangHusniKamilManik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun