Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Masa Pensiun Gak Pikun, Gimana Caranya?

12 Juni 2016   12:49 Diperbarui: 13 Juni 2016   09:50 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa pensiun identik dengan usia tua. Masa Pensiun, keadaan saat kita tidak bekerja lagi. Masa pensiun juga belum tentu pikun.

Terus, kenapa takut sama masa pensiun? Apalagi mikir yang jelek-jelek tentang masa pensiun, pikunlah, sakitlah?

Bagi sebagian orang, masa pensiun atau masa tua masih menjadi momok yang menakutkan. Masa pensiun dianggap menyeramkan. Banyak orang tidak terbayang keadaan masa pensiunnya, tidak bisa memprediksi masa tuanya. Akankah di hari tua, kita dapat hidup sejahtera atau malah kekurangan? Akankah di masa pensiun, kita bakal sakit-sakitan atau sehat wal afiat? Atau di masa pensiun, kita dilanda pikun dan semakin sulit berkomunikasi dengan orang lain?

Semua keadaan dan bayangan hidup di masa pensiun, di hari tua pasti menghantui banyak orang. Fenomena ketakutan akan masa pensun, kekhawatiran di hari tua melanda banyak kalangan di Indonesia.

Masa pensiun gak harus pikun. Masa pensiun adalah masa tidak bekerja lagi. Masa pensiun, banyak orang menyebutnya hari tua. Maka wajar, persepsi banyak orang tentang masa pensiun selalu “dekat” dengan penuaan, kesehatan yang menurun, pikun atau sejenisnya. Banyak orang takut kualitas hidupnya menurun di masa pensiun. Gaya hidupnya dianggap tidak lebih baik dari masa muda, masa di saat masih bekerja.

Pertanyaannya, apakah masa pensiun atau hari tua selalu identik dengan keadaan yang buruk? Haruskah masa pensiun pasti dekat degan hal-hal negatif seperti sakit, pikun, dan sebagainya?

Para peneliti menyatakan bahwa jika orang BERIKIR NEGATIF tentang masa tua atau masa pensiun yang akan dihadapinya dengan mengasosiasikannya dengan penurunan kesehatan dan penurunan kesejahteraan, maka kondisi tersebut akan sangat mungkin benar-benar terjadi. Namun jika orang memandang massa tua atau masa pensiun sebagai kesempatan, maka orang tersebut akan mampu memperbaiki kualitas hidupnya di masa pensiun menjadi lebih baik. Sehat dan sejahtera di masa pensiun, pasti bisa menjadi kenyataan. Itulah dambaan setiap orang di masa pensiun. BERPIKIR POSITIF di MASA PENSIUN.

Maka yang terpenting dan sesuai hasil penelitian, untuk bisa memperbaiki kualitas hidup di masa pensiun solusinya dapat dimulai dengan BERPIKIR POSITIF tentang masa pensiun. Mengubah persepsi dan cara pikir tentang hari tua atau masa pensiun dari cara pandang “masa tua” sebagai sesuatu yang menyeramkan dan buruk ke arah cara pikir yang positif tentang masa tua atau masa pensiun. Cara BERPIKIR POSITIF akan sangat membantu mempersiapkan masa pensiun dan hari tua dengan lebih baik.

Hasil penelitian dari The Yale School of Public Health menunjukkan bahwa orang yang memiliki persepsi positif terhadap ketuaan sejak di usia mudanya memperlihatkan perbaikan peesepsi dan cara pandang yang signifikan di usia tuanya. Masa tua atau masa pensiun yang disadari pasti akan datang dan telah dipersiapkan dengan baik maka dapat mengatasi “tendensi buruk” tentang masa pensiun.

Orang yang memandang masa pensiun atau usia tua sebagai sesuatu yang buruk memperlihatkan laju penurunan kualitas kesehatan yang lebih cepat. Orang ini mengalami gejala ketuaan yang lebih buruk seperti menurunnya daya ingat, tangan gemetar, risiko terkena serangan jantung, serta depresi akibat kondisi ekonomi yang menakutkan.

Sungguh, hal itu terjadi karena hidup lebih didominasi oleh cara berikir negatif tentang masa tua atau masa pensiun. Maka cara ampuh untuk menghilangkannya adalah mulai berpikir positif tentang masa pensiun atau masa tua.

Mengapa penting berpikir positif tentang masa pensiun?

Hasil penelitian membuktikan bahwa orang yang berpikir positf tentang masa tua atau masa pensiunnya cenderung mampu bertahan hidup 7,5 tahun lebh lama daripada orang yang berpikir negatif tentang masa pensiun atau masa tua. Tidak hanya itu, orang yang berpikir negatif terhadap usia tua biasanya menjalani hidup pada usia tuanya menjadi tidak produktif dan mengalami depresi berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun