Menyadari rendahnya angka literasi keuangan dana pensiun masyarakat Indonesia, Perkumpulan DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) gencar melakukan edukasi dana pensiun. Berdasarkan survei OJK tahun 2013, tingkat literasi keuangan dana pensiun masyarakat Indonesia hanya 7% yang paham dana pensiun dan HANYA 2% yang sudah memiliki program pensiun. Bahkan dari sekitar 120 juta pekerja aktif di Indonesia tidak lebih dari 5% pekerja yang sudah memiliki kesiapan dana untuk masa pensiun.
Sumber: Pribadi - Perkumpulan DPLK Edukasi Dana Pensiun
Mempersiapkan dana pensiun sangatlah penting, karena itu Perkumpulan DPLK melakukan edukasi dan inklusi literasi keuangan tentang pentingnya dana pensiun kepada masyarakat, mulai 18-29 April 2016. Upaya ini ditandai dengan pemanfaatan mobil Si MOLEK (Melek Literasi Keuangan) dari Direktorat Edukasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ke masyarakat, mulai dari kawasan industri, perkantoran, mal-mal, kampus, sekolah, dan kelompok pekerja formal dan informasi di antero Jakarta. Pelaksanaan kampanye edukasi dana pensiun ini disponsori oleh Perkumpulan DPLK sebagai lembaga yang mengayomi penyelenggara Dana Pensiun Lembaga Keuangan di Indonesia yang diikuti oleh DPLK Manulife, DPLK Muamalat, DPLK BNI, DPLK BRI, dan DPLK Jiwasraya.
“Perkumpulan DPLK memandang perlu untuk secara gencar melakukan edukasi literasi keuangan DANA PENSIUN kepada masyarakat luas. Agara masyarakat memahami pentingnya menyikapi uang dengan bijak dan pentingnya menyiapkan masa pensiun yang sejahtera. Kami menghimbau agar perusahaan dan pekerja lebih peduli kepada masa pensiun, bukan hanya mementingkan gaya hidup” kata Syarifudin Yunus, Humas Perkumpulan DPLK sekaligus Koordinator Kampanye Edukasi Literasi Keuangan P-DPLK.
Perkumpulan DPLK berharap masyarakat lebih peduli terhadap masa pensiun, masa di saat tidak bekerja lagi. Karena dengan begitu, masyarakat akan dapat mempertahankan gaya hidupnya di saat tidak bekerja lagi. Dapat menikmati masa pensiun dengan nyaman.
Dalam kaitan itu, Perkumpulan DPLK mengusulkan adanya PENSION DAY setiap tanggal 29 Mei agar masyarakat peduli dan menyadari pentingnya mempersiapkan masa pensiun. “Kami ingin tanggal 29 Mei diperingati sebagai PENSION DAY atau Hari Pensiun. Agar masyarakat #SadarPENSIUN” tambah Syarifudin Yunus.
Dengan kampanye edukasi literasi keuangan DANA PENSIUN, Perkumpulan DPLK berharap ada kesadaran baru di masyarakat agar tidak hanya mementingkan gaya hidup. Tapi juga memiliki kesiapan dana yang cukup di masa pensiun.
Rendahnya angkka kepesertaaan program pensiun di Indonesia, disinyaliir Perkumpulan DPLK karena kurangnya kesadaran akan pentingnya dana pensiun. Kondisi ini menyebabkan timbulnya “penyakit keuangan” di masyarakat, yang ditandai dengan 1) gaji atau kondisi keuangan yang sering defisit, 2) banyaknya hutang dan nafsu konsumtif, dan 3) tidak mampu menabung untuk masa pensiun.
Atas realitas tersebut, Perkumpulan DPLK menduga masa pensiun pekerja di Indonesia akan mengalami masalah keuangan. Terjadinya ketidakmampuan membiayai kebutuhan hidup sehari-hari hingga menyebabkan para pensiunan masih tetap bekerja di hari tuanya.
Untuk membangun kesadaran pentingnya dana pensiun, Perkumpulan DPLK melalui kegiatan Rapat Kerja Perkumpulan DPLK bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 12-14 Mei 2016 di Batu Malang menetapkan tema “Peran Strategis Industri DPLK untuk Meningkatkan Partisipasi Pemberi Kerja dan Karyawan dalam Program Pensiun”. Hal ini dilakukan agar masyarakat #SadarPENSIUN.
RAKER P-DPLK yang diikuti 23 DPLK di Indonesia ini bertekad mengkampanyekan agar perusahaan/pemberi kerja dan karyawan/pekerja dapat meningkatkan angka partisipasi program pensiun lebih besar lagi, dari yang saat ini hanya sekitar 5% dari sekitar 120 juta pekerja di Indonesia.