Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anakku, Apa yang Kamu Tahu tentang Ayah ?

25 Desember 2015   16:32 Diperbarui: 25 Desember 2015   16:42 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang kamu ketahui tentang Ayah ?
Mungkin tidak banyak. Tapi kamu bisa merasakannya. Anak-anakku.

Ketahuilah anakku,
Ayah memang bukan sosok yang melahirkanmu. Tapi darahnya mengalir deras di darahmu. Namanya selalu melekat di dirimu. Dia mewariskan perjuangan tiada henti, dan kerendahan hatinya.

Ketahuilah anakku,
Ayah memang tidak dikodratkan untuk mengandungmu. Tapi suaranya yang pertama kali mendengungkan Allah di telingamu saat kamu lahir. Tekadnya kuat untuk mengantarkan jalan hidupmu pada tauhid dan akidah yang kokoh.

Ketahuilah anakku,
Ayah memang mudah dipinggirkan. Bukan karena dia tidak menyusuimu. Tapi karena dia terlalu fokus mencari nafkah untukmu. Maka dari keringatnyalah setiap tetes air susu ibumu, setiap suapan nasi yang kamu butuhkan.

Anakku,
Ayah memang tak bisa menjagaimu setiap saat di rumah.
Ayah memang tak bisa menemanimu mengerjakan tugas sekolah.
Ayah memang tak bisa mempengaruhimu soal hidup yang lelah.
Ayah memang tak bisa mengadu padamu di kala punya masalah.
Memang ayah, terlalu mudah dipatahkan, dilemahkan.

Tapi tahukah kamu anakku,
Dalam doanya, ia tak pernah lupa menyebut namamu.
Dalam usahanya, ia tak pernah lalai mencari untukmu.
Dalam nafasnya, ia tak pernah lelah membahagiakanmu
Maka, kamu pun tak pernah mendengar tangisan ayah. Tak pernah melihat keluhan ayah.
Karena Ayah selalu ingin terlihat kuat di matamu. Agar kamu tak ragu. Untuk berlindung di lengannya, di dadanya, bahkan di bahunya ketika kamu tak mampu.

Anakku,
Pelukan ayahmu memang tak sehangat ibumu. Dekapan ayahmu memang tak sekuat ibumu. Tatapan ayahmu memang tak setajam ibumu. Itu semua karena ayah takut tak sanggup melepaskanmu. Karena cinta dan sayangnya padamu, anaknya.
Ayah yang ingin kamu mandiri. Agar ketika dia tiada, kamu sanggup menghadapi semua sendiri.

Ketahuilah anakku,
Di dalam hati ayah, dia pasti ingin mampu membanggakanmu. Di dalam hati ayah, dia bersedia penolongmu di padang mahsyar, menjadi hijabmu dari api neraka.

Cukup untuk kamu tahu anakku,
Ayah punya cinta sebesar cinta ibumu. Tapi dia tak ingin cintanya melemahkan hidupmu.
Ayah punya mimpi untukmu. Agar kamu lebih banyak bahagia daripada kecewa.

Maka ayah tak pernah enggan, bekerja keras dari pagi hingga malam.
Agar senyumnya menebar ke segala penjuru rumahmu, menggaung hingga langit-langit rumahmu. Sebagai tanda cinta dan sayangnya kepadamu.

Ketahuilah anakku,
Bukan ayah berkata. Tapi Rasulullah SAW bersabda:
“Jagalah selalu kecintaan dari ayahmu dan janganlah engkau memutuskannya, karena yang demikian itu akan membuat Allah Ta’ala memadamkan cahaya dari hidupmu”

Ketahuilah anakku,
Sampai hari ini, ayah masih bersikeras menghadiahkanmu sekeping bahagia.
Agar kamu kuat dan berani menjadi tentara Allah, di dunia dan di akhirat.
Dan ayah tetap tersenyum tulus dan bangga melihatmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun